Ini menunjukkan bahwa pola pergerakan air tanah, baik dalam hal lokasi maupun jumlahnya dapat memengaruhi stabilitas bumi dengan cara yang tak terduga.

Studi Terbaru Bumi Mengalami Kemiringan 31,5 Inci, Mengapa?

Ilustrasi. Bumi telah mengalami pergeseran kemiringan hingga 31,5 inci akibat pemompaan air tanah I Foto: Freepik

PINTOE.CO - Para ilmuwan menyebutkan hal yang sangat mengejutkan bahwa pemompaan air tanah, yang sering dilakukan untuk irigasi dan konsumsi manusia, dapat memengaruhi pergerakan bumi, bahkan mengubah kemiringannya.

Penelitian terbaru itu mengungkapkan bahwa pemompaan air tanah dalam jumlah besar dapat berkontribusi pada pergeseran kutub rotasi bumi, sebuah fenomena yang sebelumnya tidak terpikirkan memiliki hubungan langsung dengan aktivitas manusia.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters mengungkapkan bahwa dalam waktu kurang dari dua dekade, bumi telah mengalami pergeseran kemiringan hingga 31,5 inci (sekitar 80 cm) akibat pemompaan air tanah.

Meskipun angka ini tampak kecil, pergeseran tersebut setara dengan kenaikan permukaan laut sebesar 0,24 inci. Ini menunjukkan bahwa pergerakan air tanah dapat berpengaruh signifikan terhadap perubahan iklim global.

Ahli geofisika dari Universitas Nasional Seoul yang memimpin penelitian ini, Ki-Weon Seo, redistribusi air tanah memiliki pengaruh besar terhadap pergeseran kutub rotasi bumi.

“Pemompaan air tanah terbukti menjadi salah satu faktor utama dalam pergeseran kutub rotasi bumi, bahkan pengaruhnya lebih besar dibandingkan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan perubahan iklim,” ujarnya dikutip dari Media Indonesia.

Pemompaan air tanah memengaruhi bumi melalui perubahan distribusi massa di permukaan planet ini. Bayangkan seperti menambahkan sedikit beban pada gasing yang berputar, yang membuat gasing tersebut bergerak sedikit berbeda.

Proses serupa terjadi pada Bumi, di mana pergeseran massa air dapat memengaruhi rotasi dan kemiringan bumi. Ketika air dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari daratan ke laut, efeknya mirip dengan cara mengubah arah gerakan benda yang berputar.

Penemuan ini sesungguhnya bukanlah hal yang sepenuhnya baru. Penelitian NASA pada 2016 sudah memberi tahu bahwa distribusi air di bumi dapat mengubah rotasi planet bumi.

Namun, penelitian yang dipimpin oleh Seo dan timnya memberikan data yang lebih terperinci dan kuat mengenai pengaruh pemompaan air tanah terhadap perubahan rotasi bumi.

Studi tersebut menunjukkan bahwa antara 1993 hingga 2010, pemompaan sekitar 2.150 gigaton air tanah menyebabkan perubahan kemiringan bumi sebesar 31,5 inci.

Sebagian besar pemompaan ini dilakukan untuk irigasi pertanian dan konsumsi manusia, yang pada akhirnya mengalir ke laut.

Fenomena ini juga berkontribusi pada peningkatan permukaan laut yang merupakan salah satu dampak paling nyata dari perubahan iklim global.

Salah satu temuan menarik dalam penelitian ini adalah bahwa pemindahan air dari daerah tertentu memiliki dampak yang lebih besar daripada yang lain.

Pergerakan air tanah dari wilayah berlintang tengah, seperti Amerika Utara bagian barat dan India barat laut, menyebabkan perubahan kemiringan bumi yang paling signifikan.

Ini menunjukkan bahwa pola pergerakan air tanah, baik dalam hal lokasi maupun jumlahnya dapat memengaruhi stabilitas bumi dengan cara yang tak terduga.

Penemuan ini membuka peluang baru untuk memahami perubahan iklim dan pergerakan bumi.

Meskipun dampak pemompaan air tanah terhadap kemiringan dan rotasi bumi terjadi dalam waktu yang relatif singkat, penelitian lebih lanjut dapat membantu memahami tren jangka panjang dan memberi wawasan tentang bagaimana manusia dapat mengelola sumber daya air dengan lebih bijaksana.

Menurut Seo, memantau perubahan kutub rotasi bumi sangat penting untuk memahami variasi penyimpanan air di tingkat benua. Ini dapat memengaruhi kebijakan pengelolaan air dan mitigasi perubahan iklim di masa depan.

Pemompaan air tanah yang berlebihan tidak hanya berpotensi mengganggu rotasi bumi, tetapi juga memperburuk masalah kenaikan permukaan laut, yang mengancam wilayah pesisir dan kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.[]

 

Editor: Lia Dali

kemiringan bumi air tanah pemompaan air tanah rotasi bumi