Pengamat: Naiknya Elektabilitas Prabowo di Jabar karena Para Tokoh Gerindra Hadir di Tengah Masyarakat
Lembaga survei Poltracking Indonesia baru saja merilis hasil surveinya terkait elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) di Jawa Barat. Hasilnya, Prabowo Subianto mengalami kenaikan siginifikan sampai awal Oktober 2023 ini. Lalu apa penyebabnya?
Tokoh Gerindra Hashim Djojohadikusumo, Iwan Bule dan Kobalen saat menyambangi warga Sumedang, Jawa Barat beberapa waktu lalu
NEWSTALK.ID - Lembaga survei Poltracking Indonesia baru saja merilis hasil surveinya terkait elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) di Jawa Barat. Hasilnya, Prabowo Subianto mengalami kenaikan siginifikan sampai awal Oktober 2023 ini. Lalu apa penyebabnya?
Pengamat politik menyebut perolehan itu tak bisa dilepaskan dari pergerakan figur tokoh Partai Pengusung Prabowo Subianto, yakni Partai Gerindra yang terus menyosialisasikan sang capres kepada masyarakat dalam beberapa waktu terakhir.
Survei yang digelar oleh Poltracking itu pada 25 September-1 Oktober 2023 itu sendiri menggunakan simulasi surat suara tiga nama capres. Hasilnya, Prabowo Subianto memperoleh angka elektabilitas sebesar 44,2 persen, kemudian diikuti oleh Anies Baswedan sebesar 25 persen, dan Ganjar Pranowo 21,8 persen di Jawa Barat.
Mengacu kepada hasil survei pada periode Juni-September lalu, kenaikan paling signifikan ditunjukkan oleh Prabowo Subianto yang awalnya memiliki persentase elektabilitas di angka 38,5 persen, naik 5,7 persen menjadi 44,2 persen.
Di posisi kedua ada Anies Baswedan yang mengalami kenaikan 3 persen menjadi 25 persen, dan Ganjar Pranowo yang hanya naik sebesar 1,6 persen menjadi 21,8 persen.
Menurut Prof. Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, M.T., M.Si., kenaikan signifikan elektabilitas Prabowo Subianto di Jawa Barat tersebut lantaran adanya beberapa variable pengaruh. Salah satunya ialah tim sukses atau figur-figur yang memiliki pengaruh.
Dia menyebut ada beberapa tokoh Partai Gerindra yang secara simultan dan massif turun ke Jabar. Tokoh-tokoh tersebut, lanjut Widya, memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran untuk menarik calon pemilih atau menjadi vote getter.
"Di Indonesia saat ini menurut saya yang paling determinannya itu pada faktor Presiden dalam hal ini Pak Joko Widodo. Kemudian ditambah hadirnya di tengah masyarakat figur-figur yang berpengaruh menjadi daya ungkit sehingga berkontribusi menambah elektabilitas Prabowo Subianto di Jawa Barat," kata pria yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad) tersebut.
Terkait tokoh-tokoh yang mampu menjadi daya ungkit bagi Prabowo Subianto, pengamat sekaligus peneliti dari Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi Dedi Barnadi menyebut ada beberapa nama tokoh nasional yang sering turun gunung di Jabar. Di antaranya ialah Mochamad Iriawan atau Iwan Bule dan Hashim Djojohadikusumo.
"Salah satu faktor bertambahnya elektabilitas Prabowo Subianto di Jawa Barat lantaran turunnya para tokoh seperti Iwan Bule hingga Hashim Djojohadikusumo serta lainnya ke lapangan hadir di tengah masyarakat di banyak titik di Jawa Barat. Mereka tidak diam di pusat saja, namun bergerak sekaligus menggerakkan simpatisannya untuk memilih pak Prabowo Subianto," ucap pria yang karib disapa Debar, saat dihubungi, Rabu (11/10/2023).
Dedi Barnadi juga mengakui sepak terjang sosok Iwan Bule yang merupakan mantan Kapolda Jabar dan Ketua Umum PSSI memberikan pengaruh luar biasa. Pasalnya, dia juga menyoroti banyaknya relawan yang dibentuk oleh Iwan Bule di Jabar.
"Pak Iwan Bule ini juga setahu saya di 27 kabupaten/kota di Jabar memiliki relawan Iwan Bule yang pernah melakukan deklarasi di Bandung pada awal Agustus lalu di mana hampir semua elemen, simpul-simpul di Jawa Barat hadir, bersama tokoh agama, pemuda, masyarakat dan pengusaha bertekad dan berkomitmen untuk memenangkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang," beber Dedi.
Meski demikian, dia tidak menepikan peran tokoh-tokoh lainnya. Namun, dalam pandangannya, seorang tokoh yang dikenal secara nasional, kuat figurnya di pusat, kemudian turun ke bawah dan menyatukan elemen-elemen masyarakat di Jabar, menjadikan penguatan tersendiri bagi elektabilitas capres Prabowo Subianto.
"Belum lagi, Pak Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik kandung Pak Prabowo yang terus mengampanyekan saudaranya itu, semakin kuatlah Prabowo di Jabar," tuturnya.
Dengan beberapa analisisnya, Dede Barnadi pun berani menyebut bahwa nama-nama besar dari pusat yang turun gunung, benar-benar menjadi magnet bagi masyarakat Jabar untuk memastikan pilihannya kepada Prabowo Subianto. Apalagi pada Pilpres 2019 lalu, Prabowo juga menang di Jabar.
"Dengan survei itu, potensi naiknya suara Pak Prabowo dan menang tebal di Jabar, sangat terbuka lebar pada Pilpres 2024 nanti," tuturnya.
Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Provinsi Jawa Barat sendiri tercatat sebagai daerah yang memiliki jumlah DPT terbesar, mencapai 35.714.901 pemilih kemudian disusul Provinsi Jawa Timur berjumlah 31.402.838 pemilih dan terbanyak ketiga ialah Provinsi Jawa Tengah dengan 28.289.413 pemilih.
Adapun DPT dari Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 35.714.901, terbagi dengan rincian 17.958.814 pemilih berjenis kelamin laki-laki dan 17.756.087 pemilih perempuan.
Angka tersebut tersebar di 27 Kabupaten/Kota, 627 Kecamatan, 5.957 Desa/Kelurahan. Sesuai data KPU, jumlah TPS di Jawa Barat nantinya berjumlah 140.457. Sedangkan Kabupaten/Kota yang menjadi penyumbang terbesar pemegang hak pilih di Jawa Barat dipegang oleh Kabupaten Bogor dengan 3.894.914 pemilih aktif.