Diduga Masalah Rental Mobil, Personel TNI Bunuh Mantan Anggota TNI
Motif pembunuhan itu harus diselidiki secara komprehensif dengan mendalaminya dari para pelaku.

Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan (detik.com)
PINTOE.CO - Mantan personel TNI bernama Andreas Sianipar (44) diduga tewas dibunuh anggota TNI Serka HS bersama sejumlah orang lainnya. Pembunuhan itu diduga dipicu karena permasalahan rental mobil.
"Ya, dugaannya seperti itu (rental mobil), konfirmasi awalnya begitu," kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan, Kamis (26/12/2024).
Namun, Gidion menyebut penyidik masih mendalaminya. Menurutnya, motif pembunuhan itu harus diselidiki secara komprehensif dengan mendalaminya dari para pelaku.
"Kalau motif kan siapa yang menginisiasi utama kan harus komprehensif karena ada relasi hubungan antara tiga pelaku sipil dengan satu yang dari TNI. Maka itu harus komprehensif. Kalau motif kan jadi satu, nggak punya motif sendiri-sendiri," jelasnya seperti dikutip dari Detikcom.
Mantan Kapolres Jakarta Utara itu mengatakan saat ini masih ada satu pelaku lagi yang diburu. Sementara untuk ketiga warga sipil yang telah ditangkap dijerat Pasal 338 Subs Pasal 170 Ayat 3 Subs Pasal 333 Ayat 3 KUHPidana.
"(Ancaman hukuman) 15 tahun," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya korban berawal pada Minggu (8/12) dini hari. Awalnya, korban dijemput paksa oleh pelaku CJS (23) di Jalan Medan-Binjai KM 10, Kecamatan Sunggal. Lalu, korban dibawa ke rumah HS di asrama TNI Abdul Hamid, Kecamatan Sunggal.
Kodam I/BB menyelidiki kasus kematian Andreas Sianipar. Hasil penyelidikan, diketahui bahwa korban terakhir kali bersama seorang oknum TNI.
"Tim gabungan Pomdam I/BB, Denpom I/5 dan Polrestabes Medan segera bergerak untuk menyelidiki lebih lanjut. Dalam proses tersebut, diketahui bahwa Andreas terakhir kali terlihat bersama seorang oknum TNI," kata Kapendam I/BB Kolonel Inf Doddy Yudha dalam keterangan resminya, Senin (23/12).
Sementara Gidion menjelaskan bahwa dari hasil autopsi ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.
"Hasil autopsi mengalami luka pada tangan korban terikat kabel Telkom, kepala dilakban terkelupas kondisi fisiknya, mata dan hidung. Lalu, tangan dan punggung memar akibat benda tumpul, ada memar di mulut, ada bekas lilitan tali di leher korban, tulang hidung kiri retak akibat hantaman benda, pendarahan di kepala akibat benda tumpul," jelas Gidion, Sabtu (21/12).
Gidion membenarkan bahwa lokasi penganiayaan korban di Asrama TNI Abdul Hamid Kecamatan Sunggal. Setelah menganiaya korban hingga tewas, para pelaku membawa jasad korban ke Labura menggunakan mobil.
Perwira menengah Polri itu menyebut ketiga warga sipil tersebut ikut bersama Serka HS untuk membuang jasad korban.
"Iya (asrama TNI), itu nanti mau kita dalami bersama dengan penyidik dari POM. (Mengantar) ikut empat orang ini, iya (termasuk TNI). (Motif) ni terus kita lakukan pendalaman, karena penyidikan belum selesai," pungkasnya.[]