Artinya, bayi yang lahir tahun 2024 memiliki harapan hidup rata-rata hingga 73,2 tahun. Setiap tahun, angka ini akan berubah seiring adanya proyeksi demografi dan perkembangan indikator kesehatan.

Usia Harapan Hidup Penduduk Aceh Capai 73,2 Tahun, Ini Sebabnya

Ilustrasi. BPS Aceh mencatat umur rapan hidup penduduk Aceh 2024 mencapai 73,20 tahun I Foto: PIXABAY/pasja1000

PINTOE.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat Umur Harapan Hidup (UHH)

PINTOE.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk Aceh 2024 mencapai 73,20 tahun. Angka ini meningkat 0,14 tahun dibandingkan 2023 sebesar 73,06 tahun.

"Angka ini mencerminkan usia rata-rata yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang lahir pada tahun 2024," kata Ketua Tim Neraca BPS Aceh, Meita Jumiartanti, di Banda Aceh, dilansir Antara pada Jumat, 13 Desember 2024.

Artinya, bayi yang lahir tahun ini memiliki harapan hidup rata-rata hingga 73,2 tahun. Setiap tahun, angka itu akan berubah seiring adanya proyeksi demografi dan perkembangan indikator kesehatan.

Berdasarkan wilayah, angka harapan hidup tertinggi di Aceh tercatat di Banda Aceh dengan rata-rata 75,25 tahun, sementara yang terendah di Kabupaten Simeulue dengan 69,68 tahun. 

"Perbedaan tersebut dipengaruhi berbagai faktor, termasuk akses terhadap fasilitas kesehatan, kualitas gizi, serta tingkat pendidikan masyarakat," ujar 

Meita menyebutkan selama periode 2020-2024, UHH Aceh mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,17 persen per tahun. Pada 2020, tercatat sebesar 72,69 tahun kemudian pada 2021 meningkat menjadi 72,71 tahun.

Selanjutnya, pada 2022 menjadi 72,92 tahun,  2023 meningkat 73,06 tahun hingga mencapai 73,20 tahun untuk 2024.

"Peningkatan ini menggambarkan perbaikan derajat kesehatan masyarakat Aceh. Faktor pendukungnya meliputi peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, gizi lebih baik selama 1.000 hari pertama kehidupan diikuti pemberian ASI dan makanan pendamping ASI yang lebih baik," ujarnya.

Selain itu, kata Meita, meningkatnya umur harapan hidup penduduk Aceh juga diiringi angka kesakitan (morbiditas) yang menurun.

Ini terlihat dari Data Susenas 2023 yang menunjukkan angka kesakitan penduduk Aceh mencapai 14,51 persen, turun dari 19,44 persen pada tahun sebelumnya.

"Berdasarkan data tersebut, beberapa penyakit yang umum diderita masyarakat Aceh meliputi panas, batuk, pilek, asma atau napas sesak, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi, campak menurun," kata Meita.[]

," kata Ketua Tim Neraca BPS Aceh, Meita Jumiartanti, di Banda Aceh, dilansir Antara pada Jumat, 13 Desember 2024.

Artinya, bayi yang lahir tahun ini memiliki harapan hidup rata-rata hingga 73,2 tahun. Setiap tahun, angka itu akan berubah seiring adanya proyeksi demografi dan perkembangan indikator kesehatan.

Berdasarkan wilayah, angka harapan hidup tertinggi di Aceh tercatat di Banda Aceh dengan rata-rata 75,25 tahun, sementara yang terendah di Kabupaten Simeulue dengan 69,68 tahun. 

"Perbedaan tersebut dipengaruhi berbagai faktor, termasuk akses terhadap fasilitas kesehatan, kualitas gizi, serta tingkat pendidikan masyarakat," ujar 

Meita menyebutkan selama periode 2020-2024, UHH Aceh mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,17 persen per tahun. Pada 2020, tercatat sebesar 72,69 tahun kemudian pada 2021 meningkat menjadi 72,71 tahun.

Selanjutnya, pada 2022 menjadi 72,92 tahun,  2023 meningkat 73,06 tahun hingga mencapai 73,20 tahun untuk 2024.

"Peningkatan ini menggambarkan perbaikan derajat kesehatan masyarakat Aceh. Faktor pendukungnya meliputi peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak, gizi lebih baik selama 1.000 hari pertama kehidupan diikuti pemberian ASI dan makanan pendamping ASI yang lebih baik," ujarnya.

Selain itu, kata Meita, meningkatnya umur harapan hidup penduduk Aceh juga diiringi angka kesakitan (morbiditas) yang menurun.

Ini terlihat dari Data Susenas 2023 yang menunjukkan angka kesakitan penduduk Aceh mencapai 14,51 persen, turun dari 19,44 persen pada tahun sebelumnya.

"Berdasarkan data tersebut, beberapa penyakit yang umum diderita masyarakat Aceh meliputi panas, batuk, pilek, asma atau napas sesak, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi, campak menurun," kata Meita.[]

 

Editor: Lia Dali

usia harapan hidup demografi indikator kesehatan morbiditas derajat kesehatan