Banjir Landa Agara, DPRA Minta Pemerintah Cari Solusi Konkret
Yahdi menuturkan wilayah tersebut kerap diterjang banjir ketika hujan deras melanda daerah itu. Namun, pemerintah belum mendapatkan solusi terkait banjir tersebut.
Tiga desa di Agara terendam banjir. I Foto: Waspada
PINTOE.CO - Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mendesak Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Aceh Tenggara (Agara) untuk mencari solusi konret terkait banjir tahunan yang terjadi di kabupaten setempat.
Anggota DPRA asal Aceh Tenggara, Yahdi Hasan menuturkan kondisi masyarakat setempat sangat memprihatinkan akibat dampak banjir yang tidak ada solusi dari pemerintah.
"Itu sering banjir, sayang sekali masyarakat di sana. Kalau terjadi hujan, itu pasti mereka nggak tidur," kata Yahdi Hasan kepada PINTOE.CO, Jumat, 4 Oktober 2024.
Banjir melanda wilayah Aceh Tenggara pada Rabu malam, 2 Oktober 2024. Banjir menerjang Kecamatan Semadam dan berdampak pada Desa Titi Pasir, Desa Pasar Puntung, dan ?Desa Kampung Baru.
Yahdi menuturkan wilayah tersebut kerap diterjang banjir ketika hujan deras melanda daerah itu. Namun, pemerintah belum mendapatkan solusi terkait banjir tersebut.
"Jadi, memang daerah itu setiap tahunnya itu terkena banjir satu, dua, bahkan tiga kali terjadi. Kalau hujan deras satu jam saja pasti menimbulkan banjir di sana," ujarnya.
Yahdi mengatakan salah satu faktor terjadinya banjir karena sungai-sungai di Kabupaten Aceh Tenggara sudah sempit sehingga diperlukan penormalan dan pengerukan.
"Imbauan kepada Pemerintah Aceh, itu sungai-sungai di sana sudah sempit maka perlu normalisasi dan pengerukan. Ini juga kita minta ke pemerintah pusat dan pemerintah Aceh Tenggara," tegasnya.
Disisi lain, pihaknya bersama Pemerintah Aceh juga tengah memperjuangkan agar sungai-sungai di Agara dikembalikan kepada pemerintah provinsi.
Langkah ini, kata politikus Partai Aceh ini, akan memudahkan advokasi untuk membantu kesulitan masyarakat yang terkena dampak banjir bandang di wilayah setempat.
"Jadi, Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Tenggara sama-sama memikirkan bagaimana nasib rakyat kita dan cari solusinya," tuturnya.
Selain itu, lanjut Yahdi, persoalan lain penyebab banjir adalah kawasan hutan Agara sudah gundul sehingga tidak dapat menahan aliran banjir hingga sampai ke pemukiman warga.
"Perlu solusi lain, seperti membuat bendungan atau penampungan air di hulunya. Karena hutan di kawasan itu sudah gundul, sehingga sewaktu banjir material banjir seperti kayu terbawa ke pemukiman warga," katanya.[]