Ketua NU: Indonesia Adalah Negeri Ahlus Sunnah wal Jama'ah
Forum ini dihadiri oleh perwakilan tokoh dan umat dari lima agama yakni Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Guds Yahya | Foto: NU Online
PINTOE.CO - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf menyebut Indonesia sebagai "Negeri Ahlus Sunnah wal Jama'ah". Ungkapan ini ia utarakan dalam pidato untuk menyambut kedatangan Imam Besar Al Azhar Ahmed Al-Tayeb di Indonesia.
"Yang Mulia Imam Akbar Al Azhar Syekh Dr. Ahmed Al Tayeb, selamat datang di Indonesia, negeri Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Semua bergembira dan berbahagia menyambut kunjungan Syekh bersama rombongan, dengan penuh rasa terima kasih atas peran Syekh dan Al Azhar dalam menggaungkan seruan-seruan perdamaian global dari arah dunia Islam, antara lain dengan memperkenalkan wacana tentang Islam Wasathiyah," ujar Gus Yahya.
Kedatangan Syekh Ahmed Al Tayeb dalam rangka menghadiri dialog antaragama dengan tajuk "Resepsi Antar Iman dan Peradaban (Forum Interfaith and Intercivilizational Reception)" yang digelar Nahdlatul Ulama (NU) bersama Kementerian Agama (Kemenag) pada hari ini, Rabu, 7 Juli 2024.
Acara tersebut berlangsung di ballroom Hotel Pullman Jakarta Central Park, Jakarta. Dikutip dari Detik.com, lebih dari sekitar 1.800 orang memadati tempat acara. Secara perlahan partisipan datang dengan antusias sejak pagi hari.
Forum ini dihadiri oleh perwakilan tokoh dan umat dari lima agama yakni Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Adapun beberapa tokoh agama yang dijadwalkan hadir di antaranya Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo (Katolik), Bhante Sri Paññavaro Mahathera (Buddha), dan Pendeta Gomar Gultom (Kristen Protestan).
Pertemuan ini juga bertujuan untuk mengapresiasi peran penting Grand Syekh Al Azhar dalam membangun hubungan harmonis antaragama, utamanya antara Islam dan Kristen.
Dalam sambutannya, Gus Yahya juga menyampaikan ungkapan terima kasih atas jasa Al Azhar selama lebih satu abad ini dalam mendidik pelajar-pelajar kami dengan ilmunya para ulama Ahlis Sunnah Wal Jama'ah untuk menjadi penyuluh-penyuluh dan pembimbing-pembimbing umat sehingga ulama Azhariyyun bertebaran di lingkungan jam'iyyah dan jama'ah.
Forum ini juga dihadiri hampir 300 orang rektor-rektor perguruan tinggi dari lingkungan NU dan lebih 1.000 kader dari Muslimat NU, Ansor NU, Fatayat NU, para pelajar putra dan putri NU, serta murid-murid Al Azhar.
Selain dihelat secara luring (offline), forum ini juga disiarkan langsung secara virtual melalui sambungan internet oleh jemaah NU di lebih dari 3 ribu titik di seluruh Indonesia sehingga secara keseluruhan ada lebih dari 300 ribu orang mengikuti dan akan menyimak pesan-pesan Imam Akbar Al Azhar.[]