Kemenag: Penghulu Harus Terlibat Kampanye Bahaya Judi Online
Peserta bimbingan pernikahan harus diberitahu bahaya judi online terhadap keharmonisan rumah tangga.

Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan Kemenag Anwar Saadi | Foto: Kemenag
Judi online telah berdampak luas, termasuk terhadap hubungan suami-istri. Keretakan rumah tangga akibat judi online merupakan fenomena yang meresahkan. Oleh karenanya, ke depan penting untuk mengadakan pembinaan kepada pasangan yang hendak menikah agar menjauhi judi online. Gagasan ini disampaikan Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan Kemenag Anwar Saadi.
Menurut Anwar Saadi, pemerintah harus mulai menyisipkan materi pencegahan judi online dalam bimbingan dan penyuluhan agama kepada masyarakat. Diperlukan instruksi khusus kepada penghulu dan Penyuluh Agama Islam se-Indonesia untuk memasukkan materi bahaya judi online pada kegiatan penyuluhan maupun Bimbingan Perkawinan.
“KUA telah memberi pembekalan Bimbingan Perkawinan pada calon pengantin. Salah satu materi umumnya adalah peran dan tanggung jawab suami dan istri, termasuk pembekalan menjaga keutuhan keluarga. Namun, karena kasus judi online ini materi spesifik, ke depan, materi ini juga akan menjadi materi penting dalam Bimbingan Perkawinan,” ucap Anwar Saadi dalam Talk Highlight Radio Elshinta, Jumat, 21 Juli 2024.
Selain bagi penghulu, materi ini juga harus menjadi bahan edukasi dan bimbingan kepada jemaah binaan Penyuluh Agama Islam se-Indonesia. Anwar menyebut, upaya ini merupakan bentuk dukungan terhadap Satgas Judi Online yang dibentuk pemerintah untuk menangani masalah darurat judi online. Sebab menurutnya, maraknya judi online menyebabkan kerusakan di berbagai lini kehidupan, tidak hanya melanggar pidana, tapi juga berakibat pelaku depresi, bunuh diri, KDRT, hingga pada perceraian rumah tangga.
“Banyak kasus perceraian karena dilatarbelakangi dampak perjudian. Keutuhan sebuah keluarga sangat diuji apabila ada anggota keluarga, terutama kepala keluarga melakukan aktivitas perjudian. Selain buang waktu, merusak ekonomi keluarga, hingga berakibat pengabaian dan semena-mena terhadap keluarga,” sebut Anwar Saadi.
Tidak ada sedikit pun hal yang positif dari judi. Menurut Anwar Saadi, meskipun ada peluang pemain judi memperoleh kemenangan, tetapi kekalahan lebih besar jumlahnya sehingga menjerumuskan rumah tangga ke dalam kemiskinan. Dari sinilah pangkal keretakan hubungan. Anak-istri menjadi tidak ternafkahi.
“Bukan tanpa dasar, dari data konsultasi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) serta KUA, banyak istri yang mengadukan suaminya terlibat judi online. Akibatnya, tidak sedikit istri harus menanggung akibat perbuatan suaminya tersebut, hingga berutang bahkan menggunakan jasa pinjaman online untuk menutupi kekurangan biaya sehari-hari,” ungkapnya.
Anwar menambahkan, problem ekonomi juga menyumbang turunnya angka nikah tiap tahun.
“Hal lain yang penting diketahui masyarakat dalam tiga tahun terakhir ini, angka perkawinan terus menurun. Biasanya per tahun mencapai angka 2 juta peristiwa nikah, namun tahun 2023 ini turun 25 persen, hanya 1,5 juta peristiwa nikah," paparnya.
Ia mengungkapkan, masyarakat mulai menunda menikah karena kondisi ekonomi yang menyebabkan rasa khawatir untuk membangun rumah tangga. "Karenanya, kami meminta kepada seluruh penghulu hingga penyuluh untuk mengampanyekan dan memberikan bimbingan penguatan keluarga, serta perilaku yang bisa merugikan keluarga, seperti judi online ini,” pungkas peraih Kepala KUA Teladan Nasional Pertama tahun 2008 ini.[]