Ribuan dokumen tersebut disimpan karena merasa akan membutuhkannya suatu saat nanti tanpa tahu kapan.

Psikolog: Simpan Banyak File di Ponsel Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental.

Ilustrasi. Gangguan digital hoarding dipicu oleh dorongan dari dalam diri yang terus berkeinginan untuk menyimpan informasi digital I Foto: Pexels.com/Pixabay

PINTOE.CO - Psikolog klinis di Cleveland Clinic, Susan Albers, mengatakan kebiasaan gemar menyimpan dokumen apa pun hingga menumpuk di gawai bisa menandakan kondisi stres dan cemas. 

Orang-orang yang sedang berada di tengah tekanan kerap mengoleksi berbagai dokumen digital, surel yang tidak dibuka, dan membiarkan banyak tab terbuka di layarnya.

Menyimpan banyak dokumen, seperti tangkapan layar, gambar atau teks maka bisa menjadi salah satu tanda gangguan mental. Ribuan dokumen tersebut disimpan karena merasa akan membutuhkannya suatu saat nanti tanpa tahu kapan.

Albers mengatakan hal itu bisa menjadi tanda seseorang mengalami digital clutter atau kekacauan digital. Menurut Albert digital clutter sama menegangkannya dengan kekacauan di dunia fisik.

"Otak kita cenderung menyukai kejelasan dan kesederhanaan daripada kekacauan. Hal ini akan berpengaruh ketika Anda membuka jutaan tab yang menumpuk itu," kata Albers dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu, 7 Desember 2024.

Digital clutter juga bisa dilihat dari notifikasi yang muncul secara terus menerus, tapi tidak dibuka. Hal ini bisa menghilangkan fokus dan memperlambat konsentrasi.

Perilaku lainnya yang juga perlu dikhawatirkan adalah keengganan menghapus dokumen lama di perangkat. Jika perilaku ini terjadi secara terus menerus maka bisa menjadi pertanda hoarding atau penimbunan.

Perilaku tersebut dikaitkan dengan rasa takut akan kebutuhan informasi yang dimaksud pada suatu saat di masa depan. Orang yang menyimpannya akan merasa takut tidak memiliki akses dan tak bisa menemukannya kembali.

Gangguan digital hoarding dipicu oleh dorongan dari dalam diri yang terus berkeinginan untuk menyimpan informasi digital. Diperkirakan sekitar 3-5 persen populasi global mengalami digital hoarding.

Kebiasaan menimbun atau hoarding sendiri kerap dianggap berkaitan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), sedangkan digital clutter bisa memicu tekanan dan gangguan yang signifikan pada kegiatan sehari-hari.

Langkah pertama yang harus diambil adalah kesadaran diri untuk merapikan dokumen-dokumen digital demi kesehatan mental yang lebih baik. Beberapa cara bisa dilakukan seperti di bawah ini:

1. Matikan notifikasi yang tidak penting dan berhenti berlangganan
Notifikasi biasanya memenuhi surat elektronik. Membatasi jumlah notifikasi akan meningkatkan fokus harian dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Tetapkan batasan
Batasi waktu yang dihabiskan untuk memeriksa surel dan notifikasi media sosial. Gunakan fitur hening dan batasi jumlah akun yang diikuti di media sosial. Hal ini bisa membantu menurunkan perasaan kacau dan tertekan.

3. Detoksifikasi digital
Cobalah beristirahat menggunakan perangkat digital. Hal ini dapat membantu keluar dari perasaan kacau dan notifikasi yang terus-menerus muncul.

Jika masih merasa kesulitan, cobalah untuk menghapus surel dan pemberitahuan yang tidak dibutuhkan. Jika sudah terbiasa, mulai luangkan waktu untuk merapikan barang sebelum bekerja.[]
 

Editor: Lia Dali

digital clutter digital hoarding ponsel penuh file gangguan mental