Tahun 2025, Pasar Otomotif China Diperkirakan Akan Didominasi Mobil Listrik
Penjualan kendaraan plug-in hybrid juga diperkirakan mencapai puncaknya pada 2025 dengan angka 4,39 juta unit, dan terus bertambah hingga 6,05 juta unit pada 2033.

Ilustrasi (Beritasatu.com)
PINTOE.CO - Kehadiran mobil listrik kini menjadi bagian nyata dari industri otomotif global. Dampak paling signifikan dari keberadaan mobil listrik terlihat di China.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mengalami pergeseran besar dalam dunia otomotif. Penjualan kendaraan listrik, plug-in hybrid dan hybrid terus menggantikan dominasi mesin pembakaran internal (ICE) berbahan bakar bensin.
Pada 2025, diperkirakan mobil listrik akan melampaui penjualan mobil berbahan bakar fosil untuk pertama kalinya.
Sejumlah lembaga investasi terkemuka, termasuk UBS, HSBC, Morningstar, dan Wood Mackenzie, memperkirakan penjualan mobil listrik di China dapat mencapai 12 juta unit pada 2024, meningkat 20% dibandingkan 2023.
Sebaliknya, penjualan mobil berbahan bakar fosil diproyeksikan turun hingga berada di bawah angka 11 juta unit, penurunan sekitar 10%.
Jika proyeksi ini benar, mobil listrik tidak hanya akan mengungguli mobil berbahan bakar fosil, tetapi juga melampaui target pemerintah. Pemerintah China sebelumnya menetapkan bahwa mobil listrik harus mencakup 50% dari penjualan mobil baru pada 2035, tetapi dengan tren saat ini, target tersebut bisa tercapai 10 tahun lebih cepat.
Setelah melewati titik persilangan pada tahun depan, penjualan kendaraan listrik diprediksi terus meningkat, mencapai lebih dari 18 juta unit pada 2034. Pada saat yang sama, penjualan mobil berbahan bakar fosil diperkirakan merosot hingga hanya sekitar 2,93 juta unit.
Dikutip dari Berita Satu, penjualan kendaraan plug-in hybrid juga diperkirakan mencapai puncaknya pada 2025 dengan angka 4,39 juta unit, dan terus bertambah hingga 6,05 juta unit pada 2033. Sementara itu, hybrid konvensional diprediksi akan tetap berada di kisaran 730.000 hingga 1 juta unit selama dekade mendatang.
Namun, meski pertumbuhan kendaraan listrik sangat menjanjikan, persaingan di pasar ini semakin ketat. Banyak merek diprediksi akan tersingkir dari pasar akibat tekanan kompetitif, konsolidasi, dan perang harga yang intensif.
"Meski sektor kendaraan listrik domestik China berkembang pesat, tantangan seperti perlambatan dari basis yang tinggi, kelebihan model, dan persaingan harga tetap ada," kata analis HSBC Yuqian Ding.
"Namun, dominasi mobil listrik di China tidak dapat dihentikan," tambahnya.
Saat ini, persaingan bukan lagi tentang ekspansi, tetapi tentang siapa yang mampu bertahan dengan menghadirkan mobil listrik berkualitas tinggi dengan harga bersaing.
Perubahan ini juga mengakibatkan pabrik-pabrik yang memproduksi mobil berbahan bakar fosil kehilangan sebagian besar pasar domestik mereka.
Dampaknya dirasakan pula oleh merek-merek asing, yang pangsa pasarnya di China merosot menjadi hanya 37% pada 2024, dibandingkan 64% pada 2020.
Hal ini menunjukkan preferensi konsumen di China semakin condong ke mobil listrik buatan lokal, sehingga memberikan tekanan besar pada produsen dari Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.[]