Bendungan Rukoh Siap Pasok Kebutuhan Irigrasi 12.194 Hektar, Target Penuhi 3 Musim Tanam
Bendungan Rukoh juga berfungsi mereduksi banjir seluas 51 hektare, mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 137 megawatt serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,22 megawatt.

Bendungan Rukoh yang terletak di Kabupaten Pidie siap memasok kebutuhan irigrasi 12.194 hektar sawah melalui DI Baro Raya I Foto: Dok. Waskita Karya
PINTOE.O - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, mengatakan Bendungan Rukoh sangat diperlukan untuk kebutuhan irigasi agar dapat meningkatkan produksi pertanian dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat.
"Bendungan Rukoh mampu menyediakan air baku berkapasitas 900 liter per detik dan memenuhi kebutuhan irigasi seluas 12.194 hektare," ujarnya saat meninjau Bendungan Rukoh dan Daerah Irigasi (DI) Baro Raya di Kabupaten Pidie akhir pekan lalu, dikutip dari laman Kementerian Pekerjaan Umum, Senin, 10 Februari 2025.
Diana mengatakan Bendungan Rukoh memiliki air berlimpah dan mengairi sawah-sawah melalui DI Baro Raya dan berharap bendungan ini bisa meningkatkan penanaman dan mendukung swasembada pangan.
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Adenan Rasyid, menerangkan dengan adanya Bendungan Rukoh, jumlah produksi pertanian yang dapat dihasilkan tahun ini diproyeksikan sebesar 6 ton per hektar.
“Sebelum adanya Bendungan Rukoh, sudah ada bendung eksisting yang mengairi lahan pertanian, jadi ini menambah suplesi. Dari Indeks Pertanaman (IP) semula sebesar 191 persen, hanya mampu melayani untuk 2 musim tanam. Dengan adanya bendungan ini, IP menjadi 300 persen sehingga targetnya 3 musim tanam dapat terpenuhi semua,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra I, Heru Setiawan, menuturkan Bendungan Rukoh memiliki daya tampung 128 juta meter kubik dengan luas genangan 687 hektare.
"Skema pemanfaatan Bendungan Rukoh juga sesuai dengan Astacita Pemerintah Indonesia, yaitu dapat memberi manfaat bagi ketahanan pangan, energi dan air," tuturnya.
Sebelumnya, Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengatakan pembangunan Bendungan Rukoh merupakan wujud dukungan terhadap ketahanan air dan kedaulatan pangan di Aceh.
Dia menjelaskan aliran air dari bendungan ke lahan irigasi akan meningkatkan produktivitas pertanian sehingga turut berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh.
“Bendungan Rukoh pun sudah proses pengisian air waduk atau impounding pada akhir Desember lalu. Diharapkan, manfaat bendungan bisa segera dirasakan oleh masyarakat Aceh, khusus di sekitar Kabupaten Pidie,” ujarnya dikutip dari laman kabarbumn, Senin, 10 Februari 2025.
Selain pengadaan air baku dan kebutuhan irigasi, bendungan senilai Rp1,7 triliun ini juga memiliki fungsi reduksi banjir seluas 51 hektare, berpotensi mendukung Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 137 megawatt, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,22 megawatt.
Bendungan ini dibangun dengan anggaran Rp 1,7 triliun melalui dua paket pekerjaan pada 2018 hingga 2024.
Paket I dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero), yaitu pekerjaan Spillway, sedangkan paket II dilaksanakan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita Karya (Persero) Tbk-PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk pekerjaan pembangunan tubuh bendungan dan Bangunan Pengelak.[]
Editor: Lia Dali