Saat ini pertanian membutuhkan penelitian baru mengenai bibit untuk meningkatkan produksi pangan.

Menko Zulhas Kritik BRIN: Kita Butuh Bibit, yang Diteliti Malah Moderasi Beragama

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan I Foto: Antara

PINTOE.CO - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan, mengkritik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang seharusnya fokus mengembangkan penelitian bibit tanaman unggul. Namun, justru sibuk mengurus penelitian terkait dengan moderasi beragama.

“Kita butuh bibit padi, kita butuh bibit jagung, kita butuh bibit sawit, kedelai, dan lainnya. Tapi BRIN menelitinya moderasi beragama. Susah kita. Susah kan? Yang diteliti nasab. Kita perlunya bibit padi,” tuturnya dalam diskusi virtual di Jakarta pada Rabu, 15 Januari 2025.

Menteri yang akrab disapa Zulhas ini mengatakan penelitian untuk mendapatkan bibit tanaman unggul di Indonesia terakhir dilakukan pada 15 tahun silam. Karena itu, dia menyesalkan sektor pertanian di Indonesia sangat tertinggal dibanding Thailand, Vietnam, dan China.

“Bibit unggul, enggak ada yang baru. Sekarang yang meneliti mengenai bibit udah 15 tahun yang lalu, mungkin nggak ada lagi. Jadi bayangkan betapa tertinggalnya,” sesalnya.

Zulhas menegaskan saat ini pertanian membutuhkan penelitian baru mengenai bibit untuk meningkatkan produksi pangan. Namun, sesuai ketentuan, semua penelitian harus dilakukan di BRIN.

“Karena pertanian, lembaga-lembaga lain nggak boleh riset. Riset hanya ada di BRIN,” tuturnya.

Menyikapi hal ini, Zulhas mengaku telah mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar BRIN meneliti bibit tanaman untuk mendapatkan bibit unggul. Apalagi, Indonesia mempunyai target swasembada pangan.

Terkait dengan usulan itu, Zulhas mengaku belum mengetahui respons BRIN. Meksi begitu, dia mengatakan tak bisa berdiam diri menunggu mendapatkan bibit unggul.

“Saya tidak tahu responsnya tapi saya kan tidak bisa menunggu,” ucapnya.

Karena itu, dia mengatakan pemerintah juga bekerja sama dengan perguruan tinggi di berbagai daerah untuk pengembangan bibit dengan dana berasal dari CSR perusahaan pelat merah.

“Saya kerja sama dengan kampus kampus yang ada jurusan pertanian untuk mengembangkan (bibit) padi, jagung dan perkebunan rakyat. (Dananya) CSR dari (perusahaan) BUMN yang diberikan ke kampus kampus untuk riset mengembangkan bibit unggul, bibitnya dibagi-bagi,” tuturnya.[]

Editor: Lia dali

menko pangan BRIN bibit unggul swasembada pangan