HUT KNPI ke 51, Pj Gubernur Aceh Ajak Generasi Muda Aceh Gali Semangat Masa Lalu untuk Masa Depan
"Dulu, perjalanan kita selalu membanggakan, merawat dan merajut kedamaian. Namun, ke depan kita harus merencanakan Aceh menjadi lebih baik dari hari ini," kata Bustami Hamzah
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami Hamzah saat sambutan dalam rangka 51 tahun KNPI. (Foto: Fauzan|Pintoe.co)
PINTOE.CO - Pj Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, mengajak semua pihak untuk melihat kembali perjalanan yang telah dilalui Aceh dan kontribusinya untuk negeri tercinta.
"Dulu, perjalanan kita selalu membanggakan, merawat dan merajut kedamaian. Namun, ke depan kita harus merencanakan Aceh menjadi lebih baik dari hari ini," kata Bustami Hamzah dalam sambutannya saat peringatan 51 tahun KNPI di Hermes Hotel Banda Aceh, Selasa, 23 Juli 2024.
Bustami mengatakan, usia 51 tahun KNPI bukanlah usia yang matang, melainkan usia menjelang akhir. Menurutnya, usia matang adalah antara 35 dan 40 tahun.
Bustami juga mengajak semua generasi, baik muda maupun tua, untuk bersama-sama memikirkan masa depan Aceh.
"Saya hadir malam ini dan merasa masih muda. Apa yang bisa kita buat untuk masa depan," ujarnya.
Bustami mengingatkan bahwa KNPI adalah tempat berkumpulnya semua elemen, termasuk 96 Organisasi Kepemudaan (OKP) yang ikut dalam musda KNPI terakhir.
Karena itu, Bustami mendorong anak-anak muda untuk membaca sejarah, tetapi jangan hanya berbangga.
"Jadikan masa lalu sebagai semangat untuk mendorong masa depan," sebutnya.
Selain itu, Bustami mengingatkan bahwa Aceh pada abad ke-17 dan 18 adalah kota metropolitan yang penuh keterbukaan. Namun hari ini, Aceh cenderung menutup diri.
"Islam adalah rahmatan lil alamin, memberikan kebebasan dalam masalah agama dan keyakinan. Kita perlu menanamkan akidah tanpa membatasi," katanya.
Bustami juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi agar masyarakat sejahtera. Menurutnya, masyarakat akan sejahtera jika terbuka dan meneladani khazanah muda Eropa yang dilakukan di masa lalu.
"Semua bisa bersatu dan rakyat sejahtera, kita juga damai," ujarnya.
Bustami mengajak semua pihak untuk memikirkan Aceh secara terbuka dan tidak terkotak-kotak. "Dasarnya manusia tidak sempurna, yang sempurna hanya milik Allah," tutupnya.[]