Swiss Tertarik Berinvestasi di IKN
Dubes Zehnder juga menyoroti pentingnya program pelatihan vokasi yang telah menjadi bagian utama dari kerja sama ekonomi antara Swiss dan Indonesia.
Oliver Zehnder (kanan) dan Violette Ruppanner (kiri) dalam jumpa pers di Jakarta pada Kamis, 18 Juli 2024
PINTOE.CO - Kedutaan Besar Swiss di Jakarta menyatakan sektor swasta di negaranya siap berinvestasi di IKN.
"Kami memiliki banyak perusahaan yang memiliki keahlian di bidang seperti pembangkit listrik dan distribusi air. Mereka siap berinvestasi di IKN setelah situasinya stabil," kata Duta Besar Swiss Olivier Zehnder, di Swiss Residence The Langham Jakarta, pada Kamis, 18 Juli 2024. Namun hingga sejauh ini belum ada perjanjian apa pun terkait IKN yang dijalin dengan pemerintah Indonesia.
Dikutip dari KumparanNews, Zehnder menekankan pentingnya Swiss memperdalam hubungan bilateral dengan Indonesia. Itu dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan Hari Nasional Swiss yang jatuh pada 1 Agustus setiap tahunnya.
"Setelah pemilihan umum yang sukses dan damai di Indonesia, kami siap memperluas kemitraan di berbagai sektor, termasuk perdagangan dan investasi, pengembangan keterampilan, dan manajemen risiko bencana," tambah Zaehnder.
Dalam kesempatan itu, Kepala Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO), Violette Ruppanner, turut menceritakan dukungan Swiss untuk Indonesia yang telah berlangsung lama.
"Sejak tahun 1970-an, Swiss telah memberikan bantuan teknis dan investasi untuk mendukung pengembangan keterampilan, perencanaan kota, perawatan kesehatan, dan pengembangan pedesaan," ujarnya. Ruppanner juga membahas program-program terkini yang berfokus pada pengembangan ekonomi, terutama untuk sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Dalam program empat tahunan, kami mengalokasikan sekitar 66 juta Swiss franc untuk proyek yang mendukung institusi publik yang efektif dan mempromosikan sektor swasta, terutama UMKM," ungkap Ruppanner.
Pihaknya sedang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, khususnya Bappenas, serta mitra pelaksana dan mitra pembangunan lainnya, untuk mengembangkan kerangka program Swiss-Indonesia tahun 2025-2028.
Ruppanner mengatakan, saat ini Swiss memiliki lebih dari 35 program dan proyek yang sedang berjalan bersama Indonesia. Salah satunya adalah pengembangan sistem transportasi bus di beberapa kota di Indonesia, bekerja sama dengan perusahaan GIZ.
"Kolaborasi ini bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur transportasi di kota-kota terpilih," jelasnya.
Contoh kolaborasi lainnya, untuk mendukung UMKM dan promosi ekspor, Swiss juga bekerja sama dengan berbagai organisasi, termasuk Kementerian Perdagangan, Kadin, dan SwissCham. "Organisasi-organisasi ini diharapkan mampu mendukung UMKM Indonesia untuk menembus pasar Eropa, khususnya Swiss," kata Ruppanner.
Dubes Zehnder juga menyoroti pentingnya program pelatihan vokasi yang telah menjadi bagian utama dari kerja sama ekonomi antara Swiss dan Indonesia.
"Pelatihan vokasi adalah salah satu bidang yang menjadi fokus kami di Swiss. Program ini sudah berjalan lebih dari 50 tahun dan menjadi dasar kuat dalam hubungan ekonomi kami," ujar Zehnder.
"Kami ingin Indonesia menjadi negara dengan ekonomi yang kuat dan stabil. Pelatihan vokasi memungkinkan generasi muda mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkontribusi dalam perekonomian negara," tambahnya.
Swiss telah memulai program pelatihan vokasi di Indonesia dengan beberapa institusi pendidikan dan terus memperluas cakupannya.[]