Jadi Khatib Tarawih di Masjid Raya, Pj Gubernur Aceh: Cukuplah Masa Lalu Jadi Kenangan
Semangat kebersamaan itu, tambah Bustami, dapat hanya memungkinkan dilakukan dengan tiga syarat.
Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah menjadi khatib khutbah taraweh di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Senin malam (16 Maret 2024) | Foto: PINTOE.CO
PINTOE.CO - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Bustami Hamzah mengajak seluruh elemen masyarakat saling bersatu padu menebarkan kedamaian dan membangun kebersamaan untuk membangun Aceh.
Hal itu disampaikan Bustami saat menjadi khatib tarawih di Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh, Senin malam (18 Maret 2024).
"Karena kita sedang menghadapi tantangan yang tidak ringan. Banyak masih pekerjaan rumah yang mesti tuntas dikerjakan untuk mencapai kemashlahatan," kata Bustami yang dilantik sebagai Pj Gubernur Aceh pada 13 Maret lalu.
Tugas membangun Aceh, kata Bustami, tidak mungkin dilakukannya sendiri tanpa dukungan dan doa dari seluruh lapisan masyarakat Aceh.
"Ini wujud sesungguhnya dari sebuah kebersamaan dimana semua mengambil peran sehingga tidak ada yang diam berpangku tangan," kata Bustami.
Mengutip hadits Rasulullah, Bustami mengatakan dukungan itu bisa berupa material (harta dan kekayaan), gagasan (pemikiran dan intelektual), juga dapat berupa fisik (tenaga dan kekuatan), serta doa sebagai bentuk spiritual.
Tiga Syarat Membangun dengan Kebersamaan
Semangat kebersamaan itu, tambah Bustami, dapat hanya memungkinkan dilakukan dengan tiga syarat.
Pertama, adanya niat atau komitmen yang tulus dan penuh keikhlasan. Bustami mencontohkan, ketika mendapat amanah sebagai Pj Gubernur Aceh, dirinya mengawali dengan kesungguhan untuk memberikan pengabdian terbaik yang dilandasi dengan keikhlasan.
Kedua, adanya komunikasi yang berlandaskan etika dan akhlakul karimah. Dengan komunikasi yang baik, kata Bustami, pihaknya dalam waktu singkat (dua hari setelah dilantik sebagai Pj Gubernur Aceh) telah menyelesaikan pengesahan APBA 2024 yang sebelumnya sempat mandek.
"Untuk itu kami bersyukur kepada Allah SWT, di mana dalam bulan yang fase awalnya adalah rahmat ini, telah memberikan kemudahan bagi kami, untuk menyelesaikan hal krusial tersebut." kata Bustami.
Ketiga, Bustami menekankan perlunya kolaborasi sebagai bagian penting dalam merajut kebersamaan dalam perbedaan.
"Kolaborasi merupakan keniscayaan. Kolaborasi akan dapat menuntaskan seluruh masalah yang kita hadapi secara bersama, ia menjadi kunci lahirnya pemikiran kreatif yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, dan kolaborasi selalu saja menghormati perspektif yang berbeda," kata pria yang sebelumnya menjabat Sekda Aceh itu.
Bukan Perkara Untung Rugi Finansial
Bustami mengingatkan, kolaborasi lebih kepada perhitungan dari kebermanfaatan, bukan diukur dari sekedar untung rugi secara finansial.
"Tanpa kolaborasi tidak mungkin akan ada karya besar dan monumental," ujarnya.
Sat ini, kata Bustami, Aceh membutuhkan semangat, pikiran, dan gagasan dari semua pihak.
"Cukuplah masa lalu menjadi kenangan. Saatnya kini kita menatap masa depan, masa depan kita, masa depan anak dan cucu kita serta masa depan Aceh yang Darussalam, Aceh yang mulia dan Aceh yang memiliki marwah, harkat dan martabat," pungkas Bustami.[]