Ketika Pj Gubernur Aceh Bustami Rindu Ngopi di Solong
Saya berangkat dari sini loh, dari Solong ini. Dari sini juga kita berharap tumbuh kebersamaan, kata Bustami.
Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah (kedua dari kiri) ngopi bersama di warkop Solong, Banda Aceh, Sabtu malam (23 maret 2024)
PINTOE.CO - "Malam ini, sehabis taraweh Pak Pj Gubernur ajak ngopi di Solong, di meja 87," bunyi pesan yang masuk ke ponsel saya Sabtu malam (23 Maret 2024) selepas Magrib.
Tentu itu sebuah ajakan istimewa. Pj Gubernur yang dimaksud adalah Bustami Hamzah, mantan Sekda Aceh yang belum genap dua pekan menjabat Pj Gubernur Aceh.
Rasanya, hampir tak ada orang Banda Aceh yang tak tahu Solong, warung kopi ternama di kota ini. Saya sendiri sudah lama tak ke sana, terutama sejak meninggalkan Banda Aceh beberapa tahun lalu.
Usai taraweh, bergegas saya memesan transportasi berbasis aplikasi.
"Masuk dari depan atau belakang, bang,"tanya pengemudi.
"Bukannya sama saja, kalau dari depan bisa tembus ke belakang juga, kan?" kata saya berseloroh.
"Meja berapa?" tanya pengemudi ingin memastikan.
"Meja 87," jawab saya.
"Wah, itu meja legend, pasti ngopinya sama orang-orang besar. Kalau begitu kita masuknya dari belakang," sambung pengemudi.
Saya hanya tersenyum. Boleh juga pengetahuan pengemudi itu tentang pemetaan meja ngopi di Solong, pikir saya.
Meja 87 Solong Ulee Kareng memang dikenal sebagai meja istimewa. Terletak di bagian belakang toko, tak semua tamu bisa duduk di sana. Saking istimewanya, orang yang sering ngopi meja itu sering disebut Komunitas Meja 87. Salah satu yang dulu sering duduk di sana adalah Bustami Hamzah yang belum genap dua pekan dilantik sebagai Penjabat Gubernur Aceh.
Ketika kami tiba di sana, tempat parkir belakang sudah penuh. Di meja yang dituju, Bustami Hamzah belum terlihat. Saya mengenali beberapa wajah termasuk Plt Sekda Aceh Azwardi Abdullah, anggota DPR Aceh Ihsanuddin Marzuki dan Ketua KNPI Aceh Aulia Rahman. Terlihat juga beberapa pimpinan media online di Aceh, politisi, birokrat, juga penggiat sosial dan kepemudaan. Mereka berbaur menunggu orang nomor satu di Aceh tiba.
Yang ditunggu tiba setengah jam kemudian. Sampai di sana, Pj Gubernur yang akrab disapa Om Bus bukannya langsung duduk, melainkan mendatangani dan menyalami satu per satu orang yang hadir di sana. Beberapa orang yang tampaknya dikenalnya secara dekat, bahkan dicium di kepalanya.
Di antara yang menemani, tampak juga Profesor Ahmad Humam Hamid, pakar hukum Mawardi Ismail, juga tokoh muda Iqbal Farabi. Plt Sekda Aceh Azwardi Abdullah duduk tepat di depan Bustami.
Beberapa jam sebelumnya, Bustami baru saja menempuh perjalanan keluar kota, mengecek progres pembangunan jalan tol Sibanceh hingga ke Padang Tiji, Pidie. Dia bertemu masyarakat yang belum menyepakati pembebasan lahan di dua titik. Lalu memberi pengertian bahwa jalan tol itu penting untuk Aceh dan generasi mendatang.
Saya melirik pakaian yang dikenakan, masih berkemeja putih lengan pendek dipadu dengan celana jeans biru gelap. Persis seperti pakaian yang dikenakan saat meninjau jalan tol. Tampaknya, Om Bus belum sempat ganti pakaian sebelum ke Solong.
Bustami Hamzah tampak menikmati benar momen itu. Sambil menyeruput kopi, pria berusia 57 tahun itu sesekali terlihat tertawa lepas saat orang-orang di sekelilingnya melempar canda.
Tak ada ceramah atau pidato dalam acara ngopi bareng itu. Semua orang bebas ngobrol ngalor-ngidul dengan orang di sampingnya.
Saat sedang mengamati suasana, seorang rekan sesama awak media berbisik ke telinga saya,"terasa sekali ya bedanya dengan Pj Gubernur sebelumnya. Dulu, mana pernah ada ngopi-ngopi bareng di tempat umum begini."
Saya hanya tersenyum mendengarnya. Mungkin memang gaya kepemimpinannya berbeda. Sebelumnya, dari jauh saya mendengar, pendahulu Bustami yang menjabat selama 1 tahun 8 bulan memang agak pelit bicara, termasuk kepada awak media. Tapi, ya sudahlah, orangnya juga sudah diganti oleh Presiden Jokowi.
Tepat jam 12 malam, Bustami beranjak dari tempat duduknya. Kopi di gelasnya sudah kosong. Saya yang semula mengira akan ada tausyiah ramadan atau sejenisnya menghampirinya dan bertanya maksud pertemuan itu.
"Ini silaturahmi biasa. Bahwa saya berangkat dari sini loh, dari Solong ini. Dari sini juga kita berharap tumbuh kebersamaan, komitmen kita bahwa Aceh itu harus lebih baik," kata Bustami sambil tersenyum.
Komunitas meja 87 Solong, kata Bustami, adalah wadah silaturahmi yang penuh dinamika, dari berbagai jenis manusia. Karena itu pula, Bustami ingin semangat silaturahmi yang sudah ada bisa diarahkan untuk bersama memajukan Aceh.
Bustami tampaknya paham benar, silaturahmi adalah cara ampuh membangun kesadaran bersama. Tak heran, dua hari setelah dirinya dilantik sebagai Pj Gubernur, Ketua DPR Aceh Zulfadhli bersedia menandatangani pengesahan APBA 2024 setelah sempat mandek beberapa bulan di era Pj Gubernur Ahmad Marzuki.
"Insyalllah minggu ini APBA mulai dijalankan. Semua sektor, tidak hanya gaji tenaga kontrak," kata Bustami menjawab pertanyaan seorang wartawan yang mengiringi langkahnya pulang.
Sepeninggal Bustami dan rombongan, meja 87 di belakang Solong kembali sepi, menyisakan beberapa orang yang tampaknya menunggu sahur di sana.[]
Update:
Muncul Spanduk Komunitas Solong Dukung Bustami Maju Cagub Aceh