"TAH didinya bapak, (Itu, di situ, bapak)" begitu katanya kepada saya, saat itu Kemenpora membuat acara di Trans-Studio, Bandung, 2020 " Muhun, budak kolong, bapak (Betul bapak, anak asrama)," lanjutnya. 

Selamat Jalan Ary Moelyadi...

Almarhum Dr.Ary Moelyadi, M.Pd.

Oleh M. Nigara

Staf Khusus Menpora RI 

Dewan Penasehat PWI 

"TAH didinya bapak, (Itu, di situ, bapak)" begitu katanya kepada saya, saat itu Kemenpora membuat acara di Trans-Studio, Bandung, 2020 " Muhun, budak kolong, bapak (Betul bapak, anak asrama)," lanjutnya. 

Itu adalah obrolan pertama saya dengan Ary Moelyadi, Asisten Deputi Olahraga Pendidikan. Kami langsung akrab. Kami lalu bercerita tentang daerah tempat tinggal Ary, jl. Gstot Subroto, Cibangkong, Batununggal, Bandung.

Daerah militer sejak zaman Belanda, dan dilanjutkan hingga Trans-Studio berdiri. Dulu daerah itu lumayan 'serem'.  Anak-anak daerah Cibangkong termasuk yang ditakuti.

Saya jika ingin ke Cicadas, selalu melewati daerah itu. Ayah saya yang mantan TKR, bercerita banyak tentang daerah itu. Dan, saat saya ceritakan kembali, Ary hanya tersenyum simbul.

Pekerja Keras
Sejak Kemenpora dipimpin Zainudin Amali, tatakelola dan ego sentris, diperintahkan untuk dihapuskan. "Sekarang, semua harus menanggalkan ego pribadi dan kelompok. Kita mulai membangun kerja lintas kedeputian. Lintas olahraga dan pemuda," tegas Menpora Zainudin Amali.

Bukan lantaran itu, Ary, menurut Suyadi, Sesdep Kedeputian-3 dan Chandra Bakti, Deputi-4, ada dalam diri Ary. "Dia tak sungkan mengawali pekerjaan meski tidak mutlak di bawahnya sebagai Asdep Ordik, " ujar Suyadi.

Masih kata Suyadi, Kang Ary adalah tipe seorang pekerja keras. "Gak pernah hitung-hitungan, " puji mantan Asdep Penghargaan ini.

Hal serupa ditegas oleh Chandra atau akrab disapa CB. "Bagi saya, Ary adalah orang seorang yang mudah membangun komunikasi," kenang CB.

selain itu, saya juga melihat Ary adalah seorang pejabat yang murah senyum. Sejak saya bergabung dengan Kemenpora untuk membantu Menpora ZA, November 2019, belum pernah sekalipun saya mendengar Ary mengeluarkan suara keras. Malah sebaliknya, Ary orang yang pandai menempatkan diri.

"Sangat menyenangkan bergaul dengan Ary, " puji CB dan Suyadi.

Buah kebaikan Ary terlihat dengan cara dan waktu wafatnya. Begitu cepat dan in syaa Allah husnul khotimah.

Lihatlah kemuliaan orang tang wafat di hari jumat. Seseorang yang meninggal di hari Jumat atau malam Jumat akan terlindungi dari siksa kubur. Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at melainkan Allah melindunginya dari siksa kubur.” (HR. At-Tirmidzi)

Dan sekali lagi: Bekerja untuk menghidupi keluarga adalah bentuk jihad, dan jihad bukan hanya tentang memerangi mereka yang menentang Islam. Pekerjaan tergolong Jida karena kepala keluarga berusaha semaksimal mungkin mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga. Kepala keluarga  berusaha apa pun yang terjadi. Karena itu, jika dia bisa bekerja dan mati, dia digolongkan sebagai syahid.

Orang mati dalam keadan mati syahid dapat di berikan suatu kemuliaan dan keistimewaan banyak sekali, mulai dari harum darahnya saat dia wafat, setiap tetesan darahnya dicintai oleh allah SWT, dapat di ampuni semua dosa dosanya, bahkan akan ditempatkan oleh allah SWT didalam surganya dengan tingkat yang paling tinggi yaitu surga firdaus.

Dan Ary berpulang saat ia mendampingi Menpora Prof. Zainudin Amali berkunjung ke Makasar untuk menunaikan pekerjaan. 

Selamat jalan sahabat dan saudara kita, Dr. Ary Moelyadi, M.Pd semoga Allah mengampuni seluruh khilafmu, dan Allah tempatkan engkau di sisiNya, aamiin ya Rabb...

Kemenpora MNigara AryMoelyadi Menpora ZainudinAmali