Mendikdasmen Kaji Model Sekolah bagi Anak Korban Kekerasan Seksual
Kajian itu dillakukan menyusul rencana pembukaan sekolah khusus untuk anak-anak korban kekerasan seksual.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti I Foto: Muhammadiyah
PINTOE.CO - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengaku masih mengkaji model sekolah untuk anak-anak korban kekerasan seksual, menyusul rencana pembukaan sekolah khusus untuk mereka.
Dia mengatakan kebutuhan sekolah khusus itu sangat penting lantaran sering kali mereka yang menjadi korban kekerasan seksual justru dikeluarkan dari sekolah sehingga para korban dinilai malah mengalami beban yang berlipat.
"Pertama adalah beban karena dia sudah dikeluarkan dari sekolah dan kedua adalah beban dia juga punya masalah dengan apa yang terjadi pada dirinya," ujarnya usai bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Selasa, 12 November 2024.
Abdul mengatakan ada dua opsi yang sedang dikaji pemerintah untuk korban kekerasan seksual, yaitu meniru penerapan sekolah khusus yang dikembangkan di Amerika atau melalui boarding school seperti yang sudah diterapkan selama ini.
Abdul mengatakan nantinya kajian itu dilakukan secara mendalam guna meminimalisasi masalah baru setelah pendirian sekolah khusus.
"Sehingga harus ada jalan keluar supaya mereka tetap ingin belajar dan mereka harus kita berikan kesempatan untuk bisa tumbuh sebagai generasi bangsa yang kuat dengan pendidikan yang kita berikan itu," jelasnya dikutip dari CNN Indonesia pada Rabu, 13 November 2024.
Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengatakan pemerintah berencana membuat sekolah khusus bagi siswa korban kekerasan seksual.
Rencana tersebut disampaikan setelah dia menghadiri acara Rakornas evaluasi kebijakan pendidikan untuk tingkat dasar dan menengah di Sheraton Gandaria, Jakarta, Senin, 11 November 2024.
"Kemarin sudah-sudah kami bahas dengan Pak Menteri (Abdul Mu'ti) bagaimana anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual dan lain-lain ini harus mendapatkan atensi khusus. Jangan sampai mereka malah dikeluarkan dari sekolah," ujarnya.[]
Editor: Lia Dali