Dua Wanita Indonesia Masuk Daftar Pebisnis Perempuan Terbaik di Asia Pasifik Tahun 2024
Mereka diakui dalam dunia bisnis karena bisa mempertahankan kinerja perusahaannya di tengah tantangan yang ada.

Shania Manoj Punjabi (kiri) dan Feny Djoko Susanto (beritasatu.com)
PINTOE.CO - Dua pebisnis wanita (businesswomen) Indonesia masuk dalam daftar Asia Power Businesswomen 2024 yang diterbitkan Forbes.
Daftar tersebut berisi nama-nama pebisnis wanita sukses di kawasan Asia Pasifik. Mereka diakui dalam dunia bisnis karena bisa mempertahankan kinerja perusahaannya di tengah tantangan yang ada. Keduanya adalah Shania Manoj Punjabi dan dan Feny Djoko Susanto.
Shania Manoj Punjabi adalah presiden komisaris MD Entertainment, sebuah perusahaan studio film terbesar di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp 30,3 triliun pada pertengahan Oktober 2024.
Wanita berusia 50 tahun ini mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 2002 bersama suaminya, miliarder Manoj Punjabi, dan orang tua suaminya Dhamoo dan Sunita.
Shania sukses menjaga pertumbuhan perusahaannya dalam beberapa tahun terakhir, termasuk menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan televisi Indonesia Net TV senilai Rp 1,65 triliun.
MD merupakan perusahaan yang merilis film KKN di Desa Penari. Film horor ini sukses memecahkan rekor Indonesia dengan 10 juta penonton di bioskop dan menghasilkan pendapatan US$ 25 juta.
Pada semester I-2024, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 77,2 miliar, tumbuh 24% secara tahunan. Pendapatan ini terutama disumbang oleh dua film produksinya yang laku keras, yakni Ipar Adalah Maut dan Badarawuhi: Di ??Desa Penari, prekuel film yang memecahkan rekor pada 2022.
Dikutip dari Berita Satu, Shania Manoj Punjabi sebelumnya bergerak di industri keuangan menjabat sebagai komisaris utama MD pada 2021. Sebelum menjadi MD, ia menjabat sebagai mitra di AT Kearney Management Consultants di Jakarta. Dia meraih gelar sarjana ekonomi jurusan pemasaran dan manajemen strategis dari Wharton School, University of Pennsylvania.
Sosok berikutnya adalah Feny Djoko Susanto. Wanita berusia 47 tahun ini merupakan presiden komisaris Sumber Alfaria Trijaya. Dia merupakan putri Djoko Susanto, orang terkaya nomor 12 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang merupakan pendiri minimarket yang populer di Indonesia tersebut.
Feny memegang peran kunci dalam pertumbuhan perusahaan. Dia berperan mengawasi pencatatan saham perusahaan ke publik (IPO) pada tahun 2009 dan menjadi tokoh penting dalam ekspansi perseroan ke Filipina pada tahun 2014 melalui usaha patungan dengan raksasa ritel lokal SM Investments, yang menghasilkan lebih dari 1.600 gerai Alfamart di Filipina saat ini.
Perusahaan tersebut mencatat pendapatan sebesar Rp 107 triliun rupiah tahun lalu, naik 12% secara tahunan gabungan sejak tahun 2020, dan laba bersih sebesar Rp 3,4 triliun, CAGR sebesar 39% selama periode yang sama.
Meskipun kini sektor ritel mendapat tantangan dari tren belanja daring, grup yang mengoperasikan jaringan Alfamart, Alfamidi, Lawson, dan Dan+Dan ini telah berkembang dari 141 toko di seluruh negeri pada tahun 2002, saat Feny pertama kali bergabung dengan Sumber Alfaria Trijaya sebagai presiden direktur, menjadi 22.000 pada akhir tahun lalu.
Untuk mencapai pertumbuhan ini, perusahaan menggunakan model waralaba dan berekspansi ke area lain seperti menjual produk kecantikan dan mengelola ruang kerja bersama. Feny meraih gelar MBA dari Cleveland State University.[]
Editor: Bisma