Cerita Kadis Perkim Aceh Tinggalkan Venue PON
Pj Sekda Aceh dan Plh Kadis Perkim Bungkam soal Kadis tinggalkan venue PON
Kadis Perkim Aceh Muhammad Adam saat pertemuan dengan Menpora Dito Ariotedjo di Banda Aceh | Foto: Pintoe.co/Opelia
PINTOE.CO - Sepekan ini, Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah keliling ke sejumlah kabupaten kota mengunjungi sejumlah venue, tempat pertandingan cabang olah raga even nasional Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI pada 8 - 20 September 2024. Dari Takengon, Pidie, perbukitan Aceh Besar, hingga ke Sabang.
Di setiap tempat yang dikunjungi, Bustami menegaskan venue-venue itu harus rampung akhir Juli. Sebab, ada tahap uji lapangan dan beberapa cabang olahraga mulai dipertandingkan sebelum seremoni pembukaan.
Ada 26 arena olahraga yang dibangun atau direhab di 10 kabupaten/kota di Aceh untuk gelanggang pertandingan. Di Banda Aceh ada 12 venue, Aceh Besar 4, Pidie 3, Sabang dan Aceh Barat masing-masing 2 arena, serta Aceh Utara, Bener Meriah, dan Aceh Tengah masing-masing satu arena.
Sayangnya, hampir di semua tempat yang dikunjungi, proses pengerjaan belum mendekati selesai. Padahal, jika mengejar target selesai akhir Juli, waktu yang tersisa hanya dua bulan lagi.
Pernah suatu ketika Bustami terkaget-kaget ketika mendatangi salah satu venue. Pasalnya, hanya ada 6 pekerja di sana. Pernah juga, di lokasi lain, Bustami bertanya agak detail tentang proyek yang sedang dikerjakan, namun mandor di sana tak bisa menjawab.
Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah saat meninjau venue PON cabor paralayang di Bukit Dirgantara, Aceh Besar, Jumat, 7 Juni 2024 | Foto: Humas Aceh
Dalam struktur Panitia Besar PON XXI wilayah Aceh, orang yang bertanggung jawab atas penyelesaian venue adalah Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh, Muhammad Adam.
Saat kunjungan Menpora Dito Ariotedjo ke Banda Aceh pada 18 Mei lalu, Gubernur Bustami menegur langsung Muhammad Adam. Bustami meminta Adam bertanggung jawab lantaran hingga saat pertemuan itu, sebagian besar venue belum dikerjakan lantaran masih dalam proses tender.
"Saya minta agar ini dapat segera selesai. Karena ini ada risiko dan tanggung jawab, dan itu menjadi tanggung jawab anda. Karena saya ragu takutnya tidak selesai, lantaran tender pengerjaan masih ada yang belum teken kontrak," kata Bustami kepada Adam di hadapan yang hadir.
Bustami juga mengungkap, beberapa kali dirinya menghubungi Adam, namun tidak mendapat respon sama sekali.
"Anda jangan lari, saya minta anda harus rutin melapor ke saya. Ini tugas Negara, bukan tugas main-main. Karena saya sudah lihat ke lapangan, pengerjaan belum selesai," kata Bustami.
Saat itu, Adam mengatakan, dari 26 venue, 20 paket di antaranya masih dalam proses teken kontrak. Adam bilang, memang sempat ada kendala lantaran sistem LPSE untuk lelang proyek secara online sempat down sehingga tak bisa diakses.
Merespon teguran Bustami, Adam mengatakan,"Yang penting semua venue ini saat mau pertandingan, dapat kita selesaikan."
Namun, dua pekan setelahnya, pada 31 Mei 2024, Muhammad Adam meninggalkan tugasnya. Dia memilih naik haji yang akan memakan waktu hingga 40 hari.
Ketua DPR Aceh Zulfadhli mengatakan kepergian Adam naik haji tanpa izin gubernur. Sejumlah orang di ring satu Gubernur Bustami membenarkan hal itu. Adam, meminjam istilah Gubernur Bustami, akhirnya benar-benar lari dari arena PON.
"Pak Gubernur bukan melarang orang beribadah, namun jika hendak pergi, mestinya tinggalkan dulu jabatan Kadis Perkim selaku penanggung jawab venue yang melekat padanya. Ini kan even nasional yang mempertaruhkan reputasi dan martabat Aceh," kata seorang sumber di ring satu gubernur kepada Pintoe.co.
Dua hari sebelum berangkat, Adam memang telah menunjuk Sekretaris Dinas Perkim Dina Feriana sebagai Pelaksana Harian Kepala Dinas Perkim lewat Nota Dinas Nomor 875.1/511/PERKIM/2024.
"Sehubungan dengan (Kepala Dinas) menjalankan tugas keluar daerah, maka dengan ini kami menunjuk Pelaksana Harian," begitu antara lain bunyi nota dinas yang diteken Muhammad Adam.
Sebagai pelaksana harian, Dina Feriana tak dapat mengambil keputusan strategis bahkan dalam kondisi darurat sekalipun. Itu sebabnya, tindakan Adam meninggalkan arena PON -- di tengah kian dekatnya tenggat waktu -- dipertanyakan.
Media Pintoe.co menghubungi Dina Feriana pada Sabtu, 8 Juni 2024 untuk mengonfirmasi terkait venue. Namun, Dina hanya mengangkat panggilan telepon, namun tidak menjawab sapaan dan pertanyaan yang diajukan.
Plt Sekda Aceh Azwardi Abdullah juga bungkam. Saat dihubungi Zulkarnaini Mukhtar dari Pintoe.co lewat aplikasi pesan WhatsApp, dia membalas dua jam kemudian.
"Lakee meu'ah beunoe hp silent. Bak jalan (mohon maaf tadi hp silent. Di jalan," ujarnya merespon sapaan pada Sabtu malam, 8 Juni 2024, pukul 19.47 WIB.
Namun, saat dihubungi kembali, ponselnya sudah tidak aktif.
Gubernur Bustami meninjau pembangunan venue PON untuk cabor selam (laut) di Pelabuhan Balohan, Sabtu, 8 Juni 2024. | Foto: Humas Aceh
Sementara di Sabang, pada saat bersamaan, Gubernur Bustami sedang mengelola kecemasan usai melihat tiga venue PON di sana juga belum mulai dikerjakan.
Sebelum menyeberang lutan ke Sabang, pada Jumat sore (7 Juni 2024), Bustami mendaki Bukit Dirgantara di atas Sibreh, Aceh Besar, untuk melihat langsung progres pengerjaan venue paralayang di sana.
"Kita bermain dengan waktu, jadi target selesai harus bisa dipastikan," kata Bustami di Bukit Dirgantara.
Sepeninggal Adam yang pergi tanpa izin pimpinan, tampaknya Gubernur Bustami mengambil alih sendiri kendali penyelesaian venue PON. Dengan hati cemas, tentu saja. Terbukti, gunung didaki, lautan diseberangi demi mengejar target penyelesaian venue PON yang sering disebutnya sebagai,"marwah Aceh."[]
Update:
Kadis Perkim Naik Haji Tanpa Izin? Pj Sekda Aceh: Ini Soal Tanggung Jawab dan Etika
Asisten II Setda Aceh Ditunjuk Jadi Plh Kadis Perkim Urus Venue PON Usai Ditinggal M Adam