Kemenag Hadirkan Terjemahan Al-Qur’an 30 Bahasa Daerah Selama Ramadan, Termasuk Bahasa Aceh dan Gayo
Program ini dikemas dalam bentuk video berdurasi tiga menit yang menampilkan pembacaan ayat Al-Qur’an oleh seorang qariah dilengkapi dengan saritilawah penutur asli dari setiap daerah.

BMBPSDM Kementerian Agama menghadirkan terjemahan Al-Qur’an dalam 30 bahasa daerah di Indonesia I Foto: Dok. Kemenag RI
PINTOE.CO - Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (BMBPSDM) Kementerian Agama (Kemenag) menghadirkan terjemahan Al-Qur’an dalam 30 bahasa daerah di Indonesia melalui program unggulan bertajuk "Membumikan Al-Qur’an di Nusantara" selama Ramadan 1446 H.
Kepala BMBPSD, Muhammad Ali Ramdhani, menegaskan bahwa program tersebut merupakan bagian dari komitmen Kemenag dalam memperluas akses pemahaman Al-Qur’an dan sebagai upaya membumikan pesan langit agar lebih dekat dengan masyarakat di berbagai penjuru Nusantara.
“Harapan kami, program ini tidak hanya membantu umat memahami Al-Qur’an dalam bahasa daerahnya, tetapi juga menggali kearifan lokal serta membangun kebanggaan nasional. Ramadan adalah momentum yang tepat untuk semakin mendekatkan diri kepada Al-Qur’an," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Sabtu, 1 Maret 2025.
Sekretaris BMBPSDM, Ahmad Zainul Hamdi, menegaskan bahwa melalui inisiatif tersebut, BMBPSDM ingin memastikan makna Al-Qur’an dapat tersampaikan dengan lebih baik kepada umat Muslim yang kurang familiar dengan bahasa Arab maupun bahasa Indonesia.
Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur, dan Literasi Keagamaan BMBPSDM bertanggung jawab atas produksi program ini yang dikemas dalam bentuk video berdurasi tiga menit, menampilkan pembacaan ayat Al-Qur’an oleh seorang qariah yang dilengkapi dengan saritilawah dalam bahasa daerah setempat.
“Setiap hari selama Ramadan, kami akan menayangkan satu terjemahan dalam bahasa daerah yang berbeda. Harapannya, umat Islam dari berbagai suku dapat lebih mudah memahami kandungan Al-Qur’an dalam bahasa ibu mereka,” ungkap Sesban.
Adapun bahasa daerah yang digunakan dalam program tersebut, yaitu Gorontalo, Jawa Banyumasan, Sunda, Dayak Kayanatn, Bali, Bugis, Minang, Melayu Ambon, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Betawi, Dayak Ngaju.
Kemudian bahasa Toraja, Gayo, Ternate, Madura, Aceh, Makassar, Kaili, Bolaang Mongondow, Mandar, Using Banyuwangi, Banjar, Tolaki, Bima, Cirebon, Batak Angkola, Sasak Lombok, Melayu, dan Kupang.
“Dalam proses produksi, BMBPSDM memastikan bahwa saritilawah diisi oleh penutur asli dari setiap daerah guna menjaga keaslian dialek dan logat. Dengan demikian, nuansa kebatinan serta budaya lokal tetap terjaga sehingga pesan Al-Qur’an dapat lebih mengena dan menyentuh hati masyarakat setempat,” ucapnya.
Melalui inisiatif ini, BMBPSDM meneguhkan perannya dalam moderasi beragama dan literasi keagamaan. Ke depan, penerjemahan Al-Qur’an ke berbagai bahasa daerah akan terus diperluas agar semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati dan memahami makna Al-Qur’an dalam konteks budaya mereka sendiri.
Program akan tayang mulai hari pertama Ramadan melalui berbagai platform media sosial resmi BMBPSDM, termasuk Instagram @balitbangdiklat, TikTok Balitbang Diklat, Facebook Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama serta YouTube @Balitbangdiklat.[]
Editor: Lia Dali