HGBT merupakan kebijakan pemerintah untuk menetapkan harga gas bumi yang lebih murah untuk beberapa sektor industri.

Menperin Agus Gumiwang Sambut Baik Rencana Bahlil Lanjutkan Gas Murah bagi Tujuh Sektor Industri

Kementerian ESDM berencana akan melanjutkan penerapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah bagi tujuh sektor industri pada tahun ini I Foto: Antara

PINTOE.CO - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menyambut baik rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, untuk kembali melanjutkan penerapan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah bagi tujuh sektor industri pada tahun ini.

"Iya, it's a good start, it's a good start. Jadi, apa yang disampaikan Pak Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia) tanya saja ke beliau," ujarnya dikutip dari VOI pada Jumat, 17 Januari 2025.

Adapun tujuh kelompok industri tersebut adalah industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet.

Agus mengatakan program HGBT perlu dilanjutkan karena gas menjadi komponen terpenting dalam proses produksi. Dia pun berharap program tersebut dapat diberlakukan dalam waktu dekat. 

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia memastikan tujuh sektor industri penerima HGBT atau gas murah akan tetap berlanjut agar industri tersebut tetap kompetitif.

"Sekarang kalau dari tujuh itu rasanya hampir bisa dipastikan, hampir bisa dipastikan untuk dilanjutkan," ujar Bahlil dikutip dari Antara pada Jumat, 17 Januari 2025.

Bahlil menyebut penerapan HGBT belum bisa dipastikan karena pihaknya masih mengkaji usulan tambahan sektor industri penerima gas murah dan menghitung nilai keekonomiannya.

"Karena ada pengusulan tambahan. Nah, pengusulan tambahan itu kita lagi menghitung secara ekonominya," sambung Bahlil.

Lebih lanjut Bahlil mengatakan implementasi program HGBT sejak 2021-2024 membuat pendapatan negara terkonversi sebesar Rp67 triliun sehingga penyaluran HGBT harus dilakukan dengan hati-hati.

"Jadi jangan sampai semua gas kita kasih ke HGBT negara nggak dapat pendapatan. Jadi kita hitung betul, dia harus kita kasih tapi dia harus industri yang menciptakan lapangan pekerjaan," tandas Bahlil.

Sementara itu, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan kebijakan subsidi HGBT mampu menurunkan biaya komponen energi dari total modal produksi sebesar 23-26 persen.

Kehadiran HGBT telah memberikan multiplier effect yang besar, seperti investasi baru dan penyerapan jumlah tenaga kerja di samping kontribusi pembayaran pajak kepada negara.

Asaki berharap agar pemerintah segera memperpanjang kebijakan HGBT untuk industri keramik nasional pada Januari 2025, mengingat subsidi tersebut sangat vital bagi sektor ini karena tergolong membutuhkan banyak energi untuk produksi.

HGBT merupakan kebijakan pemerintah untuk menetapkan harga gas bumi yang lebih murah untuk beberapa sektor industri.

Kebijakan yang diberlakukan sejak 2020 untuk tujuh sektor industri dengan harga gas sebesar 6 dolar AS per MMBtu itu telah berakhir pada 31 Desember 2024.[]
 

Editor: Lia Dali

gas murah hgbt sektor industri bahlil lahadalia agus gumiwang kartasamita