Anggun menengaskan bahwa komentarnya terkait penampilan peserta Israel tersebut adalah murni soal musik dan tidak serta merta membuatnya menjadi pendukung politik negara tersebut. 

Anggun C Sasmi Beri Klarifikasi Usai Dituduh Zionis, Siap Bawa ke Ranah Hukum

Anggun C Sasmi menegaskan bahwa dirinya selalu menjunjung tinggi kemanusiaan dan tidak pernah mendukung politik Israel terhadap Palestina I Foto: Instagram @anggun_cipta

PINTOE.CO - Penyanyi internasional asal Indonesia, Anggun C Sasmi, buka suara terkait tuduhan yang menyebut dirinya sebagai pendukung Zionisme lantaran memberikan poin tinggi kepada seorang kontestan Israel pada 2023 lalu dalam sebuah kontes lagu.

Isu ini mencuat di media sosial, khususnya di platform X, setelah beberapa akun menyoroti unggahan lamannya yang berisi komentar tentang Eurovision Song Contest.

Akun Instagram @zionists.in.music yang dikenal dengan konten yang sering menuduh musisi sebagai Zionis, seperti Justin Bieber, Rihanna, dan Marshmello, secara tiba-tiba mengunggah foto Anggun Cipta Sasmi pada hari Minggu, 23 Februari 2025. 

Dalam unggahan tersebut tertulis, "Musisi Indonesia-Prancis Anggun Cipta (@anggun_cipta) mendukung Israel. Photo ID & video transcription in comments."

Berlatar foto Anggun, unggahan itu menulis bahwa Anggun memberikan poin terbanyak bagi kontestan asal Israel, "Anggun Cipta telah menyebarkan dukungannya kepada Israel selama acara Eurovision, kompetisi menyanyi di Eropa."

"Pada tahun 2015 dan 2016, dia menyampaikan dukungannya di X, dan pada tahun 2023, Cipta yang merupakan juri asal Prancis di Eurovision, secara antusias memberikan poin terbanyak kepada kontestan asal Israel," demikian lanjut narasi akun itu.

Anggun membantah tegas tuduhan tersebut melalui akun X @Anggun_Cipta pada Minggu, 23 Februari 2025. Menurutnya semua bermula saat dirinya memberikan komentar terkait penampilan kontestan Israel di acara kontes Eurovision pada 2015 dan 2016 serta saat dirinya menjadi juru bicara juri Prancis pada Eurovision 2023.

Dia berusaha meluruskan konteks dari cuitan dan video yang telah diunggah oleh akun tersebut yang dinilai tidak sesuai dengan maksud sebenarnya. 

Dia menjelaskan bahwa komentarnya terkait penampilan peserta Israel tersebut adalah murni soal musik karena kapasitasnya sebagai musisi yang juga dikenal di Eropa dan menegaskan segala komentarnya terhadap penampil dari Israel itu tidak serta merta membuatnya menjadi pendukung politik negara tersebut. 

Atas berbagai tuduhan itu, Anggun menyatakan akan membawanya ke ranah hukum. Berikut pernyataan lengkap klarifikasi Anggun C Sasmi dituduh zionis:

Ada account sosmed yang mencemarkan nama baik saya dan menuduh saya sebagai pendukung "Zionisme". Mereka memperlihatkan 2 posting dari account X saya (sebelumnya Twitter) tahun 2015 dan 2016 di mana saya berkomentar lewat live Tweet tentang Eurovision Song Contest.

Kala itu saya memberi komentar kepada hampir dari 42 negara yang berpartisipasi dalam acara TV tersebut. Salah satu negara yang saya komentari adalah Israel.

Di posting yang sama, mereka juga mempublikasikan saat saya menjadi juru bicara para juri Prancis tahun 2023, yang memberikan point ke Israel, tetap di acara Eurovision Song Contest yang disiarkan secara langsung di TV.

Berpartisipasi dalam acara sebesar Eurovision Song Contest dan melakukan live Tweet tentang acara tersebut, di mana saya mengomentari lagu-lagu dan penyanyi dari banyak negara termasuk Israel, TIDAK MEMBUAT SAYA JADI PENDUKUNG POLITIK ISRAEL.

Saya berbicara dalam konteks musik, tapi postingan mereka jelas keluar dari konteks musik tersebut untuk membuat saya menjadi target kebencian. 

Manipulasi fakta dan pencemaran nama baik ini akan dilaporkan berdasarkan UU ITE lewat anggota hukum.

Di tengah konflik dunia, saya selalu menjunjung tinggi kemanusiaan. Saya tidak pernah mendukung politik Israel terhadap Palestina!

Anggun.

Lantas, Apa Eurovision Song Contest Itu?

Mengutip sortiraparis.com, Eurovision Song Contest berawal dari berdirinya European Broadcasting Union (EBU). Didirikan pada tahun 1950, organisasi internasional ini menyatukan lembaga penyiaran perintis di Eropa Barat. 

Tujuan EBU sangat jelas, yaitu untuk menyatukan dan menjalin hubungan yang lebih erat di antara berbagai negara Eropa, hanya beberapa tahun setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua.

Edisi pertama Eurovision disiarkan pada 24 Mei 1956. Tujuh negara ikut serta, yakni Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Luksemburg, Belanda, dan Swiss.

Acara televisi ini telah membawa nama-nama besar, seperti ABBA dari Swedia sebagai pemenang tahun 1974 dengan lagu Waterloo, Julio Iglesias dari Spanyol pada tahun 1970, Céline Dion dari Quebec yang mewakili Swiss pada 1988 dengan lagunya Ne Partez Pas Sans Moi.

Tidak lupa, France Gall dari Perancis pemenang tahun 1965 dengan lagu Poupée de cire, poupée de son. Meskipun berkebangsaan Prancis, artis ini dipilih untuk membela warna Luksemburg.

Pada 11 Mei 2024, Nemo yang mewakili Swiss menjadi pemenang Eurovision Song Contest edisi ke-68 berkat lagunya bertajuk The Code. Pemuda berusia 24 tahun itu mampu mengalahkan 36 peserta lainnya pada acara yang disiarkan di France 2 dari Malmö, Swedia.

Negara yang menang diberi tugas untuk menyelenggarakan edisi berikutnya maka pada tahun 2025, semua mata akan tertuju pada Swiss dan kota Basel. 

Penyelenggara kontes terkenal ini telah mengumumkan bahwa Basel, Swiss, akan menjadi kota tuan rumah untuk edisi Kontes Lagu Eurovision ke-69 dengan final dijadwalkan pada hari Sabtu, 17 Mei 2025.

Ini menjadi kali ketiga Swiss menjadi tuan rumah kontes tersebut. Pertama kali pada tahun 1956 di Lugano dan kedua tahun 1989 di Lausanne usai kemenangan Céline Dion pada tahun sebelumnya.[]

 

Editor: Lia Dali

anggun c sasmi kontes lagu eurovision eurovision song contest zionisme