Siapa di Belakang Iskandar, Putra Aceh Pendiri Maskapai Indonesia Airlines di Singapura?
Di Calypte Holding, pria kelahiran Bireuen 7 April 1983 ini dipercaya sebagai Executive Chairman.

Iskandar Ismail (kiri) dan gambaran islutrasi Indonesia Airlines (kanan) | Kolase foto
PINTOE.CO – Nama putra Aceh Iskandar Ismail ramai diberitakan sebagai pendiri Indonesia Airlines, maskapai penerbangan yang merupakan salah satu lini bisnis Calypte Holding Pte. Ltd, perusahaan yang didirikan di Singapura pada 2022.
Iskandar menduduki posisi sebagai Chief Executive Officer (CEO) di Indonesia Arlines. Sedangkan di Calypte Holding, pria kelahiran Bireuen 7 April 1983 ini dipercaya sebagai Executive Chairman.
Sebelum masuk ke bisnis penerbangan, Calypte Holding bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Salah satu proyeknya adalah “Batam Solar Garden 1,2 Gigawatt” yang dimulai pada Oktober 2022 di Batam, Kepulauan Riau.
Ada pun di bisnis penerbangan, Iskandar mengatakan Indonesia Airlines akan mengoperasikan 20 armada secara bertahap dan menawarkan layanan premium ala jet pribadi.
Menariknya, meskipun berbasis di Banten, nantinya Indonesia Airlines tidak melayani rute dalam negeri, melainkan hanya akan berfokus pada penerbangan luar negeri dengan target melayani 48 kota tujuan di 30 negara dalam lima tahun pertama operasionalnya.
Di media sosial, pemberitaan akan hadirnya Indonesia Airlines disambut beragam oleh netizen. Tak sedikit yang penasaran siapa pemilik Indonesia Airlines dan seperti apa rekam jejaknya. Pertanyaan itu wajar saja, mengingat Calypte Holding Pte. Ltd sendiri baru berdiri pada 2022.
Penelusuran Pintoe.co menemukan bahwa Iskandar mengandeng sejumlah figur penting untuk membersamainya di Calypte Holding. Salah satunya adalah Randy Bimantoro yang dikenal sebagai putra mantan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Randy mengisi posisi sebagai Presiden Komisaris.
Selain itu, Iskandar juga menggandeng Hasani Abdulgani sebagai komisaris. Hasani yang juga orang Aceh dikenal sebagai orang kepercayaan Menteri BUMN Erick Thohir.
Di Singapura, ada Han Fook Kwang yang yang mengisi posisi Chief Development Officer.
Ihwal masuknya Randy Bimantoro di perusahaannya, dalam sebuah wawancara dengan waspada.id, Iskandar mengatakan itu berawal dari sebuah pertemuan tak sengaja dalam sebuah perjalanan bisnis.
“Tanpa sengaja saat itu saya pinjam korek, kami sama-sama perokok, dan berlanjut dengan obrolan bisnis. Rupanya, ia tertarik dengan proyek yang akan saya kembangkan hingga akhirnya ikut bergabung,” kata Iskandar pada Juli 2024 lalu.
Tentang mengapa memilih Singapura sebagai markas besar perusahaannya, Iskandar punya alasan tersendiri. Menurutnya, Singapura adalah gudangnya investasi dan teknologi. Bahkan, perusahaan Eropa dan Amerika banyak yang legalitasnya juga dibuat di Singapura meski proyeknya dikembangkan di luar Singapura.
“Sistem perpajakan di Singapura itu jauh lebih baik dari kita. Di Indonesia, kita bayar pajak tapi kesal dengan pajaknya,” kata pria yang sebelumnya berkarir di dunia perbankan itu. []