Perum Bulog akan Beli Gabah Petani Rp 6.500 per Kilogram
Selain HPP gabah, Harga Acuan Pemerintah (HAP) jagung pakan di tingkat produsen juga akan naik dari Rp5.000/kg menjadi Rp 5.500/kg dan efektif berlaku pada 1 Februari 2025 mendatang.
Perum Bulog akan menyerap hasil panen raya beras petani lokal dengan harga Rp 6.500 per kilogram (kg) I Foto: Ruber
PINTOE.CO - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan pemerintah melalui Perum Bulog akan menyerap hasil panen raya beras petani lokal dengan harga Rp 6.500 per kilogram (kg).
"Kalau pasar tidak nyerap maka pemerintah yang akan beli, perintah Bapak Presiden begitu dengan harga Rp6.500/kg," ungkap Zulkifli mengutip keterangan resmi, Selasa, 14 Januari 2025.
Keputusan pemerintah untuk menyesuaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah untuk Perum Bulog dari Rp6.000 per kg menjadi Rp6.500 per kg akan diberlakukan mulai 15 Januari 2025.
Hal tersebut berdasarkan hasil keputusan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Jakarta, pada Senin, 6 Januari 2025.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengatakan pemberlakuan penyesuaian HPP gabah untuk memberikan keleluasaan kepada Bulog dalam mengoptimalkan serapan hasil produksi petani pada masa panen raya di tahun ini.
"Penyesuaian HPP gabah ini akan diberlakukan pada 15 Januari mendatang, sehingga Bulog bisa mempersiapkan untuk menyerap hasil panen petani pada masa panen raya," ujar Arief dikutip dari keterangan resmi Badan Pangan Nasional, Selasa, 14 Januari 2025.
Arief mengatakan HPP Rp6.500 per kg merupakan harga yang wajar di tingkat petani dengan memperhitungkan struktur ongkos usaha tani serta masukan dari berbagai unsur, termasuk dari organisasi petani itu sendiri.
"Jadi kita tidak melihat satu sisi saja, bahwa kepentingan di hulu, para sedulur petani kita ini harus diperhitungkan dan tentunya mempertimbangkan masukan dari semua stakeholder, sehingga mendapat harga yang wajar untuk usaha produksinya," ujar Arief.
"Di sisi lain juga, kepentingan di hilir juga kita harus lihat, bahwa harga di tingkat konsumen juga harus wajar," terang Arief kembali.
Selain HPP gabah, Harga Acuan Pemerintah (HAP) jagung pakan di tingkat produsen juga akan naik dari Rp5.000/kg menjadi Rp 5.500/kg dan efektif berlaku pada 1 Februari 2025 mendatang.
"Jagung berapa pun produksinya, dibeli oleh Bulog dengan harga Rp 5.500 per kg. Namun tentunya perlu waktu. Karena panen jagung dimulai Februari maka diberlakukan per 1 Februari. Ini karena kalau diberlakukan sekarang akan mengganggu stok yang ada. Jadi jagung hasil panen tahun ini dimulai pada panen 1 Februari 2025, bukan stok jagung yang ada," urai Menko Zulhas.
Sementara itu, Arief menekankan pentingnya pemerintah daerah bisa menyerap hasil panen petani jagung sesuai HAP dan dijual dengan harga yang baik kepada peternak.
"Jadi kalau ada peternak di sini, perintahnya Pak Menko itu belinya Rp 5.500 per kg, dan jualnya lelang kalau bisa sampai Rp 4.500 per kg. Jadi kalau nanti para Kadis yang berkaitan dengan pertanian dan pangan, jagung dibeli dengan harga Rp 5.500 dan dijual lebih rendah," tegas Arief dikutip dari Liputan6.com.
Adapun berdasarkan data BPS memproyeksikan adanya kenaikan produksi beras di awal 2025 yang melebihi periode yang sama di 2024. Estimasi produksi beras di Januari 2025 dilaporkan bisa mencapai 1,2 juta ton dan Februari 2025 bisa 2,08 juta ton.
Angka tersebut jika dibandingkan dengan Januari dan Februari 2024 yang ada di angka 0,87 juta ton dan 1,39 juta ton, memperlihatkan adanya surplus sejumlah 1,02 juta ton. Dari itu, perkiraan terjadinya panen raya beras dapat terjadi pada Maret dan April mendatang.[]
Editor: Lia Dali