Jumlah Jemaah Haji Naik, Erick Thohir Buka Opsi Gandeng Maskapai Swasta
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan diskusi dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terkait pemetaan jumlah pesawat dan fasilitas yang tersedia.

Kementerian BUMN membuka potensi untuk menggandeng maskapai swasta demi menambah kesediaan penerbangan haji di Indonesia. I Foto: Istimewa
PINTOE.CO - Kementerian BUMN membuka potensi untuk menggandeng maskapai swasta demi menambah kesediaan penerbangan haji di Indonesia. Namun, hal ini dilakukan melalui skema agregator.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan diskusi dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terkait pemetaan jumlah pesawat dan fasilitas yang tersedia. Hingga saat ini GIAA menjadi satu-satunya maskapai penerbangan haji milik Indonesia.
"Nah siapa tahu kita bisa menjadikan agregator antara Garuda dan semua penerbangan daripada pihak swasta. Sehingga kebutuhan daripada jumlah pesawatnya ini bisa mencukupi khususnya pada saat musim haji," ungkap Erick di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 19 November 2024.
Wacana ini diperlukan mengingat pertumbuhan jumlah jemaah haji yang naik signifikan. Meski demikian, Erick menegaskan hal tersebut masih dalam tahap diskusi sehingga belum ada keputusan lebih lanjut terkait hal ini.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan berkaca dari tahun lalu, pihaknya menyediakan 14 maskapai untuk membawa sebesar 220 ribu jemaah haji di Indonesia.
"Nah kita belum tahu untuk tahun depan berapa. Kalau sebagai gambaran kan, kita kan jemaahnya itu kan kurang lebih 220 ribu tahun ini ya, kemudian kita membawa separuhnya, jadi kurang lebih 14 pesawat lagi," kata Isnaini.
Sebelumnya, layanan pesawat bagi penerbangan haji sempat menjadi perhatian. Pasalnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan setidaknya ada 157 dari 553 kloter penerbangan haji yang mengalami keterlambatan atau delay di tahun 2024 ini.
Angka itu merupakan jumlah keseluruhan kloter penerbangan haji yang mengalami keterlambatan dari fase 1 (keberangkatan) dan fase 2 (pemulangan).
Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Lukman F. Laisa membeberkan faktor penyebab terjadinya keterlambatan haji di tahun 2024, di antaranya karena permasalahan teknis pesawat udara, seperti engine terbakar, kebocoran fuel di pesawat, penggantian roda pesawat, Aircraft Auxiliary Power Unit yang bermasalah hingga dengan Air Conditioner (AC) pesawat bermasalah.
"Sehingga menyebabkan efek domino pada jadwal penerbangan selanjutnya," ucapnya dikutip dari CNBC Indonesia, Senin, 19 November 2024.
Selain masalah teknis, Lukman menyebut permasalahan operasional juga menjadi faktor penyebab terjadinya keterlambatan penerbangan haji di tahun 2024.
"Yakni, keterlambatan yang menyebabkan perubahan slot time pada penerbangan selanjutnya, rotasi pesawat, sistem makarov, gate limitation, proses keimigrasian, masalah cuaca, masalah crew, ATC clearance, jamaah sakit, seremonial reroute dan sebagainya," ujarnya.
Untuk itu, Kemenhub akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan operator penerbangan Kementerian Agama dan kerajaan Saudi Arabia untuk peningkatan pelayanan angkutan haji di tahun berikutnya.[]
Editor: Lia Dali