Fitur Terjemahan Al-Qur'an Bahasa Daerah Tersedia di Aplikasi Qur'an Kemenag, Sudah Ada 10 Bahasa
Terobosan ini untuk memudahkan pengguna menemukan dan mengatur bahasa yang diinginkan dengan lebih cepat dan praktis.
Kementerian Agama mengumumkan fitur terjemah Al Quran bahasa daerah kini tersedia di halaman utama aplikasi Quran Kemenag I Foto: Tangkapan layar aplikasi Qur'an Kemenag
PINTOE.CO - Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan fitur terjemah Al-Qur'an bahasa daerah kini tersedia di halaman utama aplikasi Qur'an Kemenag. Inovasi ini sebagai bagian menghadirkan inovasi dan kemudahan bagi umat Islam.
"Langkah ini merupakan bukti nyata kerja sama yang solid untuk mendekatkan umat dengan kitab suci Al-Qur'an, sejalan dengan arahan Menteri Agama," ujar Kepala LPMQ, Abdul Aziz Sidqi dikutip dari laman Kemenag, Senin, 6 Januari 2025.
Abdul Aziz mengatakan terobosan ini untuk memudahkan pengguna menemukan dan mengatur bahasa yang diinginkan dengan lebih cepat dan praktis.
Fitur terjemah bahasa daerah hadir atas sinergi Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) dengan Pusat Penilaian Buku Agama, Lektur dan Literasi Keagamaan.
Saat ini, Qur'an Kemenag telah mengintegrasikan 10 terjemah bahasa daerah, yakni bahasa Mandar, Sunda, Palembang, Jawa Banyumas, Using Banyuwangi, Melayu Jambi, Gayo, Tolaki, Cirebon, dan Bima.
Kehadiran fitur ini, kata Abdul Aziz, menjadikan Qur'an Kemenag sebagai platform yang tidak hanya fungsional, tetapi juga merepresentasikan keberagaman budaya Nusantara.
"Terjemah bahasa daerah ini adalah keunikan dan kekhasan Qur'an Kemenag yang tidak dimiliki aplikasi Al-Qur'an digital lainnya," ujarnya.
Ke depan, Kemenag akan terus menambah koleksi terjemah bahasa daerah ke dalam aplikasi Qur'an Kemenag yang dapat diunduh melalui telepon pintar.
"Dengan begitu, semakin banyak masyarakat dapat memahami Al-Qur'an dalam bahasa yang mereka gunakan sehari-hari," tuturnya.
Abdul mengatakan dengan berbagai fitur unggulan, Qur'an Kemenag mempertegas posisinya sebagai pelopor dalam menghubungkan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal di era digital.
"Inovasi ini diharapkan semakin mendekatkan Al-Qur'an dengan masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang," ucap Abdul.[]