Meutya Hafid mengatakan pemadaman listrik masih menjadi hambatan utama di Aceh, menyebabkan sekitar 60 persen menara telekomunikasi belum beroperasi.

Aceh Paling Parah, Pemerintah Kebut Pemulihan Jaringan Komunikasi di Sumatra

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, memimpin rapat koordinasi di Medan, Senin (01/12/2025) I Foto: Dok. Kementerian Komdigi

PINTOE.CO – Pemerintah terus mempercepat pemulihan jaringan komunikasi di wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatra, dengan kondisi Aceh menjadi yang paling kritis.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengatakan pemadaman listrik masih menjadi hambatan utama di Aceh, menyebabkan sekitar 60 persen menara telekomunikasi belum beroperasi.

"Untuk Aceh, kendala listrik masih menyebabkan sekitar 60 persen menara tidak beroperasi. Pemerintah bersama operator dan PLN terus bekerja agar layanan segera normal kembali,” ujar Meutya dalam keterangan resmi, 2 Desember 2025.

Per 1 Desember 2025 pukul 00.00 WIB, 1.969 menara telekomunikasi di Aceh mengalami gangguan, tertinggi di antara tiga provinsi terdampak. Pemerintah menargetkan pemulihan meningkat signifikan dalam empat hari ke depan seiring penormalan jaringan listrik oleh PLN.

Upaya percepatan juga melibatkan dukungan TNI, termasuk untuk distribusi material ke wilayah terisolasi. 

Selain itu, PLN mengerahkan 500 personel gabungan PLN dan TNI untuk memperbaiki titik-titik kritis tower SUTT 150 kV di Aceh, yakni Arun–Bireuen (258 personel), Bireuen–Peusangan (178 personel), dan P. Brandan–Langsa (64 personel).

Sementara itu, pemulihan layanan komunikasi di provinsi lain menunjukkan perkembangan lebih baik. Operator melaporkan Sumatra Barat sudah 95 persen pulih, dan Sumatra Utara 90 persen. 

Secara total, 2.804 menara di tiga provinsi terdampak mengalami gangguan: Aceh 1.969 menara, Sumatra Utara 681 menara, dan Sumatra Barat 154 menara.

Sebagai langkah percepatan, Kementerian Komdigi juga menyerahkan 20 unit perangkat Starlink untuk mendukung komunikasi darurat di 18 kabupaten/kota di Aceh. Perangkat ini memperkuat konektivitas di area yang terisolasi atau belum dapat dijangkau jaringan seluler akibat kerusakan infrastruktur.

Pemerintah juga memaksimalkan penggunaan satelit SATRIA-1 yang dirancang melayani wilayah 3T. Pada Minggu, 30 November 2025, perangkat SATRIA-1 telah dimobilisasi ke 10 lokasi, yakni:

1. Bandara Pinangsori/Dr. F. Lumban Tobing, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
2. SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara
3. Dekat Masjid Baitul Gafur, Aceh Utara, Aceh
4. Command Center, Aceh Tengah, Aceh
5. Kantor Wali Kota Lhokseumawe, Aceh
6. Kota Langsa, Aceh
7. Kabupaten Aceh Timur, Aceh
8. Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh
9. Jorong Bukik Malanca, Malalak Timur, Agam, Sumatra Barat
10. UPT BNPB Regional Sumbar, Padang, Sumatra Barat.

Meutya mengimbau masyarakat tetap waspada, mengikuti arahan petugas, dan memanfaatkan kanal resmi untuk informasi bencana melalui tautan https://s.id/TanggapBencanaSumatra.[]

 

Editor: Lia Dali

pemulihanbencana gangguanmenaratelekomunikasi jaringanlistrik aceh bencanasumatra