Survei Penilaian Integritas (SPI) KPK tahun 2024 mencatat praktik menyontek terjadi 98 persen di kampus dan 78 persen di sekolah.

Praktik Menyontek Masih Tinggi, Mendikdasmen akan Perbaiki Sistem Belajar

Mendikdasmen Abdul Muti I Foto: Tribunnews.com/Taufik Ismail

PINTOE.CO - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengatakan pihaknya akan melakukan perubahan sistem pembelajaran hingga orientasi pendidikan, buntut temuan survei KPK yang mencatat praktik menyontek terjadi di 78 persen sekolah.

Mu'ti menjelaskan perubahan itu akan dilakukan Kemendikdasmen dengan mengubah indikator pencapaian yang lebih menekankan kepada aspek pendidikan nilai.

"Kami akan berusaha memperbaiki sistem dan pendekatan pembelajaran, dan juga orientasi pendidikan yang tidak hanya menekankan pada aspek achievement atau pencapaian nilai dan skor, tapi lebih pada memperkuat pendidikan nilai," kata Mu'ti di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 22 April 2025.

Mu'ti mengklaim perbaikan tersebut sudah mulai dilakukan melalui pelatihan guru dan penguatan pendidikan nilai para siswa melalui bimbingan konseling.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap berdasarkan Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2024 mencatat budaya menyontek masih terjadi di mayoritas kampus dan sekolah Indonesia. Survei ini menunjukkan praktik menyontek masih terjadi di 78 persen sekolah dan 98 persen kampus.

Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, mengatakan tercatat 43 persen siswa dan 58 persen mahasiswa masih melakukan tindakan menyontek. 

Dalam hal plagiarisme, hasil survei menunjukkan praktik ini terjadi sekitar 43 persen perguruan tinggi dan 6 persen di sekolah.

Terkait ketidakdispilinan akademik, ditemukan 45 persen siswa dan 84 persen mahasiswa yang menjadi responden mengaku pernah terlambat ke sekolah atau kampus.

Tak hanya siswa dan mahasiswa, ketidakdisiplinan juga terjadi di kalangan tenaga pengajar.  Sebanyak 69 persen siswa mengatakan masih ada guru yang sering terlambat ke sekolah atau kampus, sementara 96 persen mahasiswa mengatakan dosen mereka juga kerap tidak hadir tepat waktu.

SPI Pendidikan tahun 2024 ini melibatkan responden dari lebih dari 36 ribu satuan pendidikan yang mencakup lebih dari 35 ribu Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Dasmen) serta sekitar 1.200 Satuan Pendidikan Tinggi (Dikti). 

Wawan menjelaskan bahwa total responden yang terlibat berasal dari berbagai elemen dalam ekosistem pendidikan dengan jumlah mencapai 449.865 orang.[]

 

Editor: Lia Dali

menyontek spi kpk 2025 pendidikan tinggi sistem pendidikan survei kpk